Jumat, 29 Juli 2011

@Merenda Cinta Kita

Ikhwan dan Akhwat Fillah….
Perenungan malam ini mengantarkan kesadaran suci akan besarnya nilai antum/na bagiku
Dalam setiap interaksi panjang aktivitas kita selalu ada keyakinan akan hidup yang bernilai.
Ingin ku sampaikan dengan jujur, nilainya lebih utama dari dunia dan seisinya.
Itulah mengapa di penghujung harapanku lalu terselip permohonan semoga ALLAH mempersatukan hati-hati kita, fawatsiqilahumma Rabithotaha……

Ikhwan dan Akhwat Fillah….
Ijinkan aku mengucapkan terimakasih yang tulus pada antum/na atas semua perhatian dan cinta kasih yang antum/na berikan.
Bagiku antum/na adalah harta terbesar dari kehidupan yang miskin hari ini.
Ketika ketulusan dicabut dari hati-hati manusia, antum/na hadir dengan senyum ikhlas dan doa keselamatan, senantiasa ridho menerima semua keterbatasan diriku.

Ikhwan dan Akhwat Fillah…..
Laksana berlian, seperti itulah rasa cinta yang keluar dari setiap sudut hatiku.
Ingin ku sematkan kedalam setiap jiwa antum/na dengan peniti keikhlasan.
Kan ku jaga tetap bersinar, bersih dari debu-debu prasangka dan pamrih dunia.
Karena itupun aku memohon bantu untuk manjaganya.
Bukankah cara yang terbaik adalah tetap menjaga langkag-langkah kita didalam jalan da’wah ini.

Ikhwan dan Akhwat Fillah…..
Dunia serasa runtuh dan langit seolah terbelah.
Begitulah suasana hatiku ketika ada diantara kita yang harus tersisih dari jalan dakwah ini.
Kecewa dengan segenap kelelahan diri.
Seolah ingin menegaskan, katakanlah alas an engkau berpaling maka akan ku bayar dengan yang lebih baik dan suci.

Ikhwan dan Akhwat Fillah…..
Dari lubuk yang paling dalam menyeruak satu sumpah sebagai bagian dari rasa syukur yang agung.
Sungguh kebahagiaan utamaku berada dalam setiap tegur sapa, canda riang dan nasihat-nasihat antum/na.
Marilah kita renda selalu kebersamaan yang suci ini, karena Rasulullah bersabda “Para wali abdal umatku tidak akan masuk syurga karena banyaknya sholat mereka, tidak pula karena puasa. Akan tetapi mereka akan masuk syurga karena dada yang selamat, jiwa yang pemurah dan mengasihi sesame kaum muslimin.”
Semoga kita dihimpunkan-NYA dalam barisan orang-orang yang mulia dan beruntung (Amiiin Ya RABB).
Wallahu a’lam bishwab

Ikhwan dan Akhwat Fillah…..
Ana uhibbuka fillah, saya mencintai kalian karena ALLAH.
Semoga cinta ini tidak bertepuk sebelah tangan.
Ingatkan kembali masa-masa indah tentang kebersamaan kita.
Apakah memang kebersamaan yang lalu itu harus menjadi sebuah kenangan?
Jangan biarkan saudara/i kita berdosa karena bersu’udzhon dengan yang lain.
Wallahu a’lam bishwab

*Sebuah catatan yang indah dari sahabat seperjuanganku, semoga ALLAH menghimpunkan kita di Syurga-NYA (Amiiin Ya RABB). Kenangan indah bersama kalian takkan pernah terlupakan.

Senin, 25 Juli 2011

@ Teman Yang Baik

Bagiku Teman Yang Baik adalah yang selalu mengingatkan untuk terus dan terus mengingat RABB
Yang senantiasa menguatkan dikala lemah
Yang menegarkan langkah ketika gundah
Dan bukan sebaliknya.....

Seorang Teman Yang Baik tentunya sangat bahagia bila temannya mampu berkontribusi besar dalam dakwah ini
Mampu memberi manfaat sebanyak-banyaknya kepada orang lain
Dan bukan sebaliknya......

Sungguh, bila kita ingin berkutat dengan urusan pribadi kita
Itu akan terselesaikan seiring dengan tuntasnya AMANAH DAKWAH ini
Sebagaimana dalam QS. 28 : 77
"Carilah kehidupan akhirat tapi jangan melupakan kehidupan dunia"

Semoga kita orang-orang yang mau mengerti. Amiiin

Sabtu, 16 Juli 2011

@ Mujahid Muda - Izzatul Islam

@ Cita Pemuda - Shoutul Harakah

@ Bingkai Kehidupan - Shoutul Harokah

@ Palestina Tercinta - Shoutul Harakah

@ Bangkitlah Negeriku, Harapan Itu Masih Ada - Shoutul Harakah

@ Ciri-ciri Anak Sholeh dan Sholehah

Adik-adik mau tahu cirri anak yang sholeh & sholehah? Kalau mau, mari simak 10 nashihat berikut ini semoga kalian semua menjadi orang-orang yang beruntung.
 
Ciri-ciri anak yang sholeh & sholehah:

1. Cinta kepada Allah dengan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun dan tidak beribadah kepada selainNya seperti beribadah kepada, Sapi, Kerbau, Matahari, Nyi Roro Kidul, Dewa-Dewi, Batu, Pohon-pohon besar, Kuburan orang sholeh, patung dan lain sebagainya.

2. Cinta kepada Muhammad SAW sebagai Nabi utusan Allah dengan mematuhi perintahnya dan menjauhi apa yang dilarangnya, serta percaya dengan risalah yang dibawanya yaitu hadits atau As-Sunnah.

3. Cinta kepada Al-Qur’an, dengan selalu membacanya, kemudian senantiasa muroja’ah berusaha menghafalnya karena orang yang menjaganya akan mendapatkan syafaat atau pertolongan kelak di hari kiamat atau hari pembalasan.

4. Cinta kepada shahabat-shahabat Muhammad SAW yang turut membela dan memperjuangkan Islam disisi Rasulullah SAW dengan tidak membenci mereka ataupun mencaci mereka.

5. Cinta kepada Keluarga Rasulullah yang turut berjuang bersama Rasulullah menyebarkan Islam ke seluruh negeri dan cinta kepada orang-orang yang selalu mengikuti jalannya Rasulullah SAW.

6. Cinta Sholat lima waktu dengan tidak sekalipun meninggalkannya serta mengerjakan sholat-sholat sunnah, bagi anak laki-laki berjama’ah di Masjid dan anak perempuan sholat di rumah mereka tepat pada waktunya.

7. Cinta masjid, karena masjid adalah rumah Allah dengan tidak membuat keributan di dalamnya serta tidak bercanda atau tertawa ketika sholat karena cinta mereka kepada Allah dan menghargai rumah Allah.

8. Cinta kepada kedua orang tua, dengan mematuhi perintahnya, tidak menyakiti hati mereka, selalu berbuat baik kepada mereka, berusaha menyenangkan hati orang tua dan tidak menyusahkan atau membandel terhadap keduanya.

9. Cinta kepada saudara, adik-kakak, kakek-nenek, paman-bibi, tetangga dan seluruh kaum muslimin di seluruh dunia.

10. Cinta dan sayang kepada fakir miskin, anak terlantar, anak yatim, dengan memberikan bantuan sesuai dengan keperluan mereka dan perduli serta tidak mencemooh atau mengolok-olok mereka sebab mereka adalah juga hamba Allah.

Semoga adik-adik bisa mengambil pelajaran dari 10 ciri anak sholeh dan sholehah ini. Amin

Rasulullah SAW = Muhammad SAW

Tautan : http://www.mentariindonesia.sch.id/artikel/127-ciri-anak-sholeh-dan-sholehah

@ Macam-macam Sabar dan Keutamaannya

Sabar adalah akhlak yang sangat mulia. Ia menjadi hiasan para Nabi untuk menghadapi berbagai tantangan dakwah yang menghadang. Berhias diri dengan sabar hanyalah akan membuahkan kebaikan. 
“Bersabarlah!” 
Demikian perintah Allah terhadap Rasul-Nya Muhammad  di dalam Al Qur’an. Hal ini menunjukkan betapa besar kedudukan sabar kaitannya dengan keimanan kepada Allah dan kaitannya dengan perwujudan iman tersebut dalam kehidupan dan terlebih sebagai pemikul amanat dakwah. Tentu jika anda menyambut seruan tersebut niscaya anda akan berhasil sebagaimana berhasilnya Rasulullah, keberhasilan di dunia dan di akhirat. Allah berfirman:
“Maka bersabarlah kamu sebagaimana bersabarnya orang-orang yang memiliki keteguhan dari para rasul.” (Al Ahqaf: 35) 
Sabarnya Ulul ‘Azmi 
Siapakah yang dimaksud oleh Allah dengan ulul ‘azmi yang kita diperintahkan untuk mencontohnya? 
1. Nabi Nuh ‘Alahi salam sebagai rasul yang pertama kali diutus ke muka bumi ini adalah salah satu dari ulul ‘azmi. Beliau diutus kepada kaum yang pertama kali menumbuhkan akar kesyirikan di muka bumi. Tahukah anda bagaimana besar tantangan yang dihadapi? Coba anda renungkan ketika seseorang ingin mencabut sebuah pohon yang sangat besar yang akarnya telah menjalar ke segala penjuru, sungguh betapa berat pengorbanannya. Allah sendiri telah memberitahukan kepada kita dengan firman-Nya:
Dan demikianlah kami menjadikan bagi setiap para nabi seorang musuh dari syetan baik dari kalangan jin dan manusia.”(Al An’am: 112) 
Yang dipilih pertama kali dari sederetan kaumnya yang menghadang dakwah beliau adalah keluarga yang paling dekat anak dan isterinya. Dengan perjuangan yang panjang dan berat, beliau dengan kesabaran bisa meraih kemenangan di dunia dan di akhirat. Allah mengatakan tentang beliau:
Sesungguhnya dia adalah hamba-Ku yang bersyukur.” ( Al Isra’: 3) 
2. Nabi Ibrahim  sebagai bapak orang-orang yang bertauhid juga sebagai salah satu ulul ‘azmi. Mendobrak keangkaramurkaan yang dilakukan oleh bapaknya sendiri dan kaumnya yang dipimpin oleh seorang raja yang dzalim. Bagaimanakah perasaan anda jika anda diusir dari belaian kasih sayang dan perlindungan bapak anda? Bapaknya yang dipilih oleh Allah untuk menghadang dakwah beliau yang berada di bawah cengkeraman raja yang mengaku diri sebagai tuhan. Dia harus menelan pil pahit angkara murka kaumnya yang dengan tega melempar Nabi Ibrahim ke dalam kobaran api yang sangat dahsyat. Namun apakah yang mereka bisa perbuat terhadap jasad beliau? Sia-sialah perbuatan mereka. 
Di sisi lain beliau harus juga menerima ujian yang lebih pahit yaitu amanat dari Allah untuk menyembelih putra yang disayangi dan diharapkan sebagai calon penerusnya. Bisakah anda membayangkan hal yang demikian itu? Kesabaranlah yang menyelamatkan dari semua ujian dan cobaan yang menimpa beliau. 
3. Nabi Musa dan ‘Isa adalah dua rasul yang diutus kepada Bani Israil dan sekaligus sebagai ulul ‘azmi. Tantangan yang dihadapi beliau berdua, tentu tidak jauh berbeda dengan para pendahulunya dari kalangan para rasul Allah. Siapa yang tidak mengenal Fir’aun si raja kufur yang menobatkan dirinya sebagai Rabb semesta alam, raja tak berperikemanusiaan yang membunuh anak-anak yang menurutnya akan bisa menggoyahkan tahta kekuasaannya. Kesabaranlah yang menjadi kuncinya sehingga beliau berdua dibebaskan dari segala bentuk tantangan dan ujian yang sangat dahsyat. 
4. Nabi Muhammad sebagai nabi penutup dan imam para rasul juga termasuk salah satu dari ulul ‘azmi. Yang diutus kepada semua umat yang berada di atas dekadensi moral, kejahiliyahan dan keberingasan. Tentu tantangan yang beliau hadapi tidak kalah hebat dengan para rasul pendahulu beliau. Para rasul pendahulu beliau hanya diutus kepada kaum tertentu sedangkan beliau diutus kepada seluruh umat. Ini menggambarkan betapa besar tantangan yang beliau harus hadapi. Allah memilih keluarga beliau yang paling dekat menjadi penjegal perjalanan dakwah beliau. Mereka tidak berbeda dengan kaum sebelumnya dalam memusuhi para rasul Allah. Kesabaranlah yang menjadi kunci semua perjuangan beliau. 
Anda pasti menginginkan keberhasilan dalam setiap usaha yang anda lakukan. Maka dari itu jadikanlah seluruh para Nabi dan Rasul Allah sebagai suri tauladan anda dalam kesabaran sehingga anda akan mendapatkan keberhasilan seperti apa yang mereka telah dapatkan. 
Abdurrahman As Sa’di mengatakan di dalam tafsir beliau: “Dan adapun orang yang telah diberikan taufiq oleh Allah untuk bersabar ketika ditimpa ujian lalu dia menahan dirinya untuk tidak benci terhadap ketentuan tersebut baik dengan ucapan dan perbuatan dan berharap pahala dari Allah dan dia mengetahui bahwa apa yang dia dapatkan dari pahala karena kesabaran tersebut atas musibah yang menimpanya, bahkan baginya ujian itu menjadi nikmat karena telah menjadi jalan terwujudnya sesuatu yang lebih baik, maka sungguh dia telah melaksanakan perintah Allah dan berhasil meraih ganjaran yang besar dari sisi-Nya.” 
Macam-macam Sabar dan Keutamaannya 
Ibnul Qayyim dalam kitab beliau Madarijus Salikin (2/156) berkata: “Sabar ada tiga macam yaitu sabar dalam ketaatan kepada Allah, sabar dalam menahan diri dari bermaksiat kepada Allah dan sabar dalam menghadapi ujian.” 
Al Imam Al Qurthubi dalam tafsir beliau menukilkan ucapan Sahl bin Abdillah At Tasturi: “Sabar ada dua macam yaitu sabar dari bermaksiat kepada Allah maka ini adalah seorang mujahid; dan sabar dalam ketaatan kepada Allah ini yang dinamakan ahli ibadah.” 
Ibnul Qayyim di dalam kitab beliau Madarijus Salikin (2/155) mengatakan: “Sabar dalam keimanan bagaikan kepala pada jasad; dan tidak ada keimanan tanpa sabar sebagaimana jasad tidak akan berfungsi tanpa kepala.”
Umar bin Al Khaththab berkata: “Kami menjumpai kebaikan hidup ada bersama kesabaran.” 
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: “Kepemimpinan dalam agama akan didapati dengan yakin dan sabar.” Allah berfirman:
Dan Kami menjadikan dari mereka sebagai pemimpin yang berjalan di atas perintah Kami ketika mereka bersabar dan mereka yakin kepada ayat-ayat Kami.” (As Sajdah: 24) 
Rasulullah bersabda: “Tidak ada satupun pemberian kepada seseorang yang lebih baik daripada sabar.” ( HR. Muslim). 
Sabar adalah cahaya.” ( HR. Muslim). 
Allah berfirman:
Dan Kami benar-benar akan membalas mereka yang bersabar dengan balasan yang lebih baik daripada apa yang mereka telah lakukan.” (An Nahl: 96) Wallahu a’lam. 
Dikutip dari http://www.asysyariah.com Penulis : Al Ustadz Abu Usamah bin Rawiyah An Nawawi , Judul: Sabar Membawa Keberhasilan

@ 7 (Tujuh) Puasa-Puasa Sunnah Yang Perlu Kita Ketahui

1) Puasa 6 hari dibulan syawwal

Berdasarkan hadits Abu Ayyub Al-Anshari bahwa Raulullah shallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
barangsiapa yang berpuasa ramadhan, lalu menyambungnya dengan enam hari dibulan syawwal,maka dia seperti berpuasa sepanjang tahun.” (HR.Muslim: 1164 )

Hadits ini merupakan nash yang jelas menunjukkan disunnahkannya berpuasa enam hari dibulan syawwal. Adapun sebab mengapa Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam menyamakannya dengan puasa setahun lamanya, telah disebutkan oleh Imam Nawawi rahimahullah bahwa beliau berkata:
berkata para ulama: sesungguhnya amalan tersebut sama kedudukannya dengan puasa sepanjang tahun,sebab satu kebaikannya nilainya sama dengan sepuluh kali lipat, maka bulan ramadhan sama seperti 10 bulan,dan enam hari sama seperti dua bulan.” (Syarah Nawawi:8/56)

Hal ini dikuatkan dengan hadits Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda:
صيام شهر رمضان بعشرة أشهر وصيام ستة أيام بشهرين فذلك صيام سنة
berpuasa ramadhan seimbang dengan sepuluh bulan,dan berpuasa enam hari seimbang dengan dua bulan,maka yang demikian itu sama dengan berpuasa setahun.” (HR.Nasaai dalam Al-kubra (2860),Al-Baihaqi (4/293),dishahihkan Al-Albani dalam Al-Irwa’ (4/107).

2) Puasa senin dan kamis

Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Qatadah radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam ditanya tentang puasa pada hari senin? Maka beliau menjawab:
ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فيه وَيَوْمٌ بُعِثْتُ أو أُنْزِلَ عَلَيَّ فيه
itu adalah hari yang aku dilahirkan padanya,dan aku diutus,atau diturunkan kepadaku (wahyu).” (HR.Muslim:1162)

Juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan yang lainnya dari Aisyah radhiallahu anha bahwa beliau ditanya tentang puasanya Rasulullah shallahu ‘alaihi wasalam, maka beliau menjawab:
وَكَانَ يَتَحَرَّى صِيَامَ الاثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ
adalah beliau senantiasa menjaga puasa pada hari senin dan kamis” (HR.Tirmidzi (745),Ibnu Majah:1739,An-Nassai (2187),Ibnu Hibban (3643).dan dishahihkan Al-Albani dalam shahih Ibnu Majah)

Juga diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu bahwa Nabi shallahu ‘alaihi wasalam berpuasa pada hari senin dan kamis. Lalu ada yang bertanya: sesungguhnya engkau senantiasa berpuasa pada hari senin dan kamis? Beliau menjawab:
تُفَتَّحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يوم الإثنين وَالْخَمِيسِ فَيُغْفَرُ فِيهِمَا لِمَنْ لَا يُشْرِكُ بِاللَّهِ شيئا إلا الْمُهْتَجِرَيْنِ يُقَالُ رُدُّوا هَذَيْنِ حتى يَصْطَلِحَا
dibuka pintu-pintu surga pada hari senin dan kamis,lalu diampuni (dosa) setiap orang yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun,kecuali dua orang yang saling bertikai,dikatakan: biarkan mereka berdua sampai keduanya berbaikan.” (HR.Tirmidzi (2023),Ibnu Majah (1740),dan dishahihkan Al-Albani dalam shahih Tirmidzi dan Ibnu Majah)

3) Puasa Dawud Alaihissalam

Berdasarkan hadits yang datang dari Abdullah bin Amr bin ‘Al-Ash radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah shallahu ‘alaihi wasalam bersabda
أَحَبُّ الصِّيَامِ إلى اللَّهِ صِيَامُ دَاوُدَ كان يَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا وَأَحَبُّ الصَّلَاةِ إلى اللَّهِ صَلَاةُ دَاوُدَ كان يَنَامُ نِصْفَ اللَّيْلِ وَيَقُومُ ثُلُثَهُ وَيَنَامُ سُدُسَهُ
puasa yang paling dicintai Allah Ta’ala adalah puasa Dawud,beliau berpuasa sehari dan berbuka sehari.Dan shalat yang paling dicintai Allah adalah shalatnya Dawud,beliau tidur dipertengahan malam,lalu bangun (shalat) pada sepertiga malam,dan tidur pada seperenamnya.” (HR.Bukhari :3238,dan Muslim:1159)

Dalam riwayat lain beliau shallahu ‘alaihi wasalam bersabda:
لَا صَوْمَ فَوْقَ صَوْمِ دَاوُدَ عليه السَّلَام شَطْرَ الدَّهَرِ صُمْ يَوْمًا وَأَفْطِرْ يَوْمًا
tidak ada puasa (yang lebih utama) diatas puasa Dawud Alaihisssalam,setengah tahun,berpuasalah sehari dan berbukalah sehari.” (HR.Bukhari: 1879,Muslim:1159)

4) Puasa tiga hari dalam sebulan

Berdasarkan hadits Abdullah bin Amr bahwa Rasulullah shallahu ‘alaihi wasalam berkata kepadanya:
وَإِنَّ بِحَسْبِكَ أَنْ تَصُومَ كُلَّ شَهْرٍ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ فإن لك بِكُلِّ حَسَنَةٍ عَشْرَ أَمْثَالِهَا فإن ذلك صِيَامُ الدَّهْرِ كُلِّهِ
dan sesungguhnya cukup bagimu berpuasa tiga hari dalam setiap bulan,karena sesungguhnya bagimu pada setiap kebaikan mendapat sepuluh kali semisalnya,maka itu sama dengan berpuasa setahun penuh.” (HR.Bukhari:1874,Muslim:1159)

Juga diriwayatkan oleh Aisyah radhiallahu anha bahwa beliau ditanya oleh Mu’adzah Al-Adawiyyah: apakah Rasulullah shallahu ‘alaihi wasalam senantiasa berpuasa tiga hari dalam setiap bulan? Maka beliau menjawab: iya.Lalu ditanya lagi: pada hari yang mana dari bulan tersebut? Beliau menjawab:
لم يَكُنْ يُبَالِي من أَيِّ أَيَّامِ الشَّهْرِ يَصُومُ
beliau tidak peduli dihari yang mana dari bulan tersebut ia berpuasa.” (HR.Muslim:1160)

Juga dari hadits Abu Hurairah radhiallahu’anhu bahwa beliau berkata:
أَوْصَانِي خَلِيلِي e بِثَلَاثٍ صِيَامِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ من كل شَهْرٍ وَرَكْعَتَيْ الضُّحَى وَأَنْ أُوتِرَ قبل أَنْ أَنَامَ
Teman setiaku Rasulullah shallahu ‘alaihi wasalam memberi wasiat kepadaku untuk berpuasa tiga hari dalam setiap bulan,mengerjakan shalat dua raka’at dhuha,dan agar aku mengerjakan shalat witir sebelum aku tidur.” (HR.Bukhari:1180)

Hadits ini menjelaskan bahwa diperbolehkan pada hari yang mana saja dari bulan tersebut ia berpuasa,maka ia telah mengamalkan sunnah.Namun jika ia ingin mengamalkan yang lebih utama lagi,maka dianjurkan untuk berpuasa pada pertengahan bulan hijriyyah, yaitu tanggal 13,14 dan 15. Hal ini berdasarkan hadits yang datang dari Abu Dzar radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah shallahu ‘alaihi wasalam bersabda:
يا أَبَا ذَرٍّ إذا صُمْتَ من الشَّهْرِ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ فَصُمْ ثَلَاثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ
wahai Abu Dzar,jika engkau hendak berpuasa tiga hari dalam sebulan,maka berpuasalah pada hari ketiga belas,empat belas dan lima belas.” (HR.Tirmidzi:761,An-Nasaai:2424,ahmad:5/162,Ibnu Khuzaimah: 2128,Al-Baihaqi: 4/292.Dihasankan oleh Al-Albani dalam Al-Irwa’:4/101-102)

Puasa tiga hari dipertengahan bulan ini disebut dengan hari-hari putih. Dalam riwayat lain dari hadits Abu Dzar radhiallahu’anhu,beliau berkata:
أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ e أَنْ نَصُومَ مِنَ الشَّهْرِ ثَلاثَةَ أَيَّامِ الْبِيضِ ثَلاثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ
Rasulullah shallahu ‘alaihi wasalam memerintah kami untuk berpuasa tiga hari-hari putih dalam setiap bulan:13,14 dan 15.” (HR.Ibnu Hibban:3656)

disebut sebagai “hari-hari putih” disebabkan karena malam-malam yang terdapat pada tanggal tersebut bulan bersinar putih dan terang benderang. (lihat:fathul Bari:4/226)

Yang lebih menunjukkan keutamaan yang besar dalam berpuasa pada hari-hari putih tersebut, dimana Rasulullah shallahu ‘alaihi wasalam tidak pernah meninggalkan amalan ini. Sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Abbas radhiallahu’anhu bahwa beliau berkata:
كان رسول اللَّهِ صلى اللَّهُ عليه وسلم لا يَدَعُ صَوْمَ أَيَّامِ الْبِيضِ في سَفَرٍ وَلا حَضَرٍ
adalah Rasulullah shallahu ‘alaihi wasalam tidak pernah meninggalkan puasa pada hari-hari putih,baik diwaktu safar maupun disaat mukim.” (HR.At-thabarani: ,dishahihkan Al-Albani dalam shahihul jami’:4848).

5) Puasa Arafah

Berdasarkan hadits Abu Qatadah radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah shallahu ‘alaihi wasalam ditanya tentang puasa pada hari arafah,Beliau menjawab:
يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ
menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” (HR.Muslim:1162)

Kecuali bagi mereka yang sedang wukuf di Arafah dalam rangka menunaikan ibadah haji,maka tidak dianjurkan berpuasa pada hari itu. Berdasarkan hadits Ibnu Abbas radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah shallahu ‘alaihi wasalam berbuka di Arafah,Ummul Fadhl mengirimkan segelas susu kepada beliau,lalu beliau meminumnya.” (HR.Tirmidzi: 750,dishahihkan Al-Albani dalam shahih Tirmidzi)

Juga diriwayatkan dari hadits Ibnu Umar radhiallahu’anhu bahwa beliau ditanya tentang hukum berpuasa pada hari Arafah di Arafah?,beliau menjawab”
حَجَجْتُ مع النبي e فلم يَصُمْهُ وَمَعَ أبي بَكْرٍ فلم يَصُمْهُ وَمَعَ عُمَرَ فلم يَصُمْهُ وَمَعَ عُثْمَانَ فلم يَصُمْهُ وأنا لَا أَصُومُهُ ولا آمُرُ بِهِ ولا أَنْهَى عنه
aku menunaikan ibadah haji bersama Nabi shallahu ‘alaihi wasalam dan beliau tidak berpuasa pada hari itu,aku bersama Abu Bakar radhiallahu’anhu beliau pun tidak berpuasa padanya,aku bersama Umar dan beliau pun tidak berpuasa padanya,aku bersama Utsman dan beliau pun tidak berpuasa padanya. Dan akupun tidak berpuasa padanya,dan aku tidak memerintahkannya dan tidak pula melarangnya.” (HR.Tirmidzi:751.Dishahihkan Al-Albani dalam shahih Tirmidzi)

6) Puasa dibulan muharram,khususnya pada hari ‘Asyura (10 muharram)

Bulan muharram adalah bulan yang dianjurkan untuk memperbanyak berpuasa padanya. Berdasarkan hadits Abu Hurairah radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah shallahu ‘alaihi wasalam bersabda:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ
puasa yang paling afdhal setelah ramadhan adalah bulan Allah: muharram,dan shalat yang paling afdhal setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR.Muslim:1163)

Dan diantara hari-hari dibulan tersebut,lebih dianjurkan lagi berpuasa pada hari Asyura,yaitu tanggal 10 muharram. Banyak hadits-hadits yang menunjukkan sangat dianjurkannya berpuasa pada hari ‘Asyura. Diantaranya adalah hadits Aisyah radhiallahu anha bahwa beliau berkata:
كان رسول اللَّهِ  أَمَرَ بِصِيَامِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فلما فُرِضَ رَمَضَانُ كان من شَاءَ صَامَ وَمَنْ شَاءَ أَفْطَرَ
Adalah Rasulullah shallahu ‘alaihi wasalam memerintahkan (perintah yang mewajibkan) puasa pada hari ‘Asyura. Maka tatkala telah diwajibkannya ramadhan,maka siapa yang ingin berpuasa maka silahkan dan siapa yang ingin berbuka juga boleh.” (HR.Bukhari:1897,Muslim: 1125)

Dalam riwayat Muslim dari hadits Abu Qatadah bahwa Rasulullah shallahu ‘alaihi wasalam ditanya tentang puasa pada hari ‘Asyura,maka beliau menjawab:
يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
menghapus dosa setahun yang telah lalu.” (HR.Muslim:1162)

Dan juga dianjurkan berpuasa pada tanggal sembilan muharram,berdasarkan hadits Ibnu abbas radhiallahu’anhu bahwa beliau berkata: tatkala Rasulullah shallahu ‘alaihi wasalam berpuasa pada hari ‘Asyura dan memerintahkan untuk berpuasa padanya. Mereka (para shahabat) berkata:wahai Rasulullah,itu adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashara. Maka bersabda Rasulullah shallahu ‘alaihi wasalam : jika tiba tahun yang berikutnya,insya Allah kita pun berpuasa pada hari kesembilan. Namun belum tiba tahun berikutnya hingga Rasulullah shallahu ‘alaihi wasalam wafat.” (HR.Muslim:1134)

7) Puasa dibulan sya’ban

Diantara bulan yang dianjurkan memperbanyak puasa adalah dibulan sya’ban. Berdasarkan hadits Aisyah radhiallahu anha bahwa beliau berkata:
فما رأيت رَسُولَ اللَّهِ  اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إلا رَمَضَانَ وما رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا منه في شَعْبَانَ
aku tidak pernah melihat Rasulullah shallahu ‘alaihi wasalam menyempurnakan puasa sebulan penuh kecuali ramadhan,dan aku tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak dari bulan sya’ban,” (HR.Bukhari:1868)

Kecuali pada hari-hari terakhir,sehari atau dua hari sebelum ramadhan ,tidak diperbolehkan berpuasa pada hari itu,terkecuali seseorang yang menjadi hari kebiasaannya berpuasa maka dibolehkan,seperti seseorang yang terbiasa berpuasa senin kamis,lalu sehari atau dua hari tersebut bertepatan dengan hari senin atau kamis. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah shallahu ‘alaihi wasalam bahwa beliau bersabda:
لَا تَقَدَّمُوا رَمَضَانَ بِصَوْمِ يَوْمٍ ولا يَوْمَيْنِ إلا رَجُلٌ كان يَصُومُ صَوْمًا فَلْيَصُمْهُ
Janganlah kalian mendahului ramadhan dengan berpuasa sehari dan dua hari,kecuali seseorang yang biasa berpuasa pada hari itu maka boleh baginya berpuasa. (HR.Muslim:1082)

Semoga Allah senantiasa menambah ilmu yang bermanfaat dan amal saleh kita yang senantiasa diterima disisi-Nya.

Dikutip dari Darussalaf.org offline Penulis: Al Ustadz Abu Karimah Askari bin Jamal Al-Bugisi Judul: Puasa-Puasa Sunnah

@ Merenungkan Kembali Makna Taqwa

Sayyid Ali Khamenei hf

 

Takwa: Suatu kata yang sering disebut dan terdengar dalam kalangan umat Islam, Arti Takwa yakni takut kepada Allah swt yang disertai aktifitas atau mencegah diri dari segala larangan sembari mengerjakan segala perintahnya, bukan takut dengan diam atau bukan mencegah diri dari bertindak. Terkadang berada dalam keadaan takut atau mencegah diri dengan berdiam diri (non-aktif), yakni pergi masuk rumah, duduk dan tanpa melakukan suatu kerja, atau dengan tidak menyetir mobil untuk mencegah diri dari menabrak gunung atau supaya tidak terlempar ke jurang. Mencegah diri dari mendaki gunung, tidak bergerak supaya duri dan semak-belukar tidak menusuki kaki dan paha, apakah demikiankah arti takwa?. Tentunya tidak demikian dan Islam tidak menyarankan kita untuk bersikap demikian, akan tetapi Islam mengatakan hadapi dan gelutilah aktifitas dan kejadian yang terjadi dihadapan dan di ketika itulah hendaknya bertakwa.

Seperti seorang supir yang menyetir mobil namun iapun berjaga-jaga, dan penjagaan diri; seperti inilah yang biasa disebutkan dengan sikap mawas diri dan berhati-hati. Jadi kata mencegah diri untuk keadaan demikian dapat dibenarkan. Hanya saja karena makna Mutaqin diterjemahkan dengan arti orang-orang bertakwa, sedemikian seringnya didengar sehingga akal tidak meresapi kepekaan makna yang semestinya diperlukan. Dari itu, sudah sekian lama memegang arti Takwa sebanding dengan kata takut atau orang yang bertakwa yakni orang yang memiliki rasa takut, namun setelah berfikir dan mengkaji kembali, ternyata makna takwa tidaklah berarti takut yang biasa kita fahami selama ini karena memuat ketidak relevanan dan tanpa memberi spirit ilmiah, yakni sentuhan instrumental musik bahasa hendaknya tidak berat didengar ditelinga dan hendaknya indah sampainya ketelinga supaya mudah memasyarakat. Ini satu rahasia kejelian memilih dan menempatkan bahasa.

Dari itu, hendaknya memahami makna kata Takwa dengan: "Menjaga diri dalam setiap aktifitas atau berhati-hati dalam bergerak", bergeraklah dalam berbagai lapangan namun berhati-hatilah dari berbagai kesalahan, dari terjerembab dan orang lain, dari mengarah pada kesia-siaan dan dari melampaui batas-batas yang sudah ditetapkan untuk manusia, yang jika telah lampaui maka manusia akan tersesat dari jalannya, karena jalan kehidupan ini sangat berbahaya, panjang dan gelap.

Kegelapan dunia ini dapat disaksikan: kekuasaan materialis sekarang ini telah mengepulkan debu tebal di permukaan dunia, sinyal-sinyal telekomunikasi mereka lancarkan, arahan-arahan kehendak mereka lakukan dan berapa banyak manusia telah kehilangan jejak dari jalannya, jadi sudah semestinya hendaknya berhati-hati!.

Betapa di dunia sekarang ini, kehendak dan niat perjalanan para tiran dunia telah mendapat tempat di hati sebagian besar penduduk dunia, seperti apa yang mereka katakan: "Pemikiran umum Barat mengatakan demikian", maka demikianlah yang mereka usahakan sehingga pola pemikiran umum Barat menjadi sebuah pernyataan yang seakan-akan menjadi satu hakekat, untuk apa ini sebenarnya?, Mereka menginginkan supaya kepercayaan-kepercayaan manusia ditarik kearah Barat. Patut disayangkan, kepercayaan orang banyak telah berhasil mereka pengaruhi dan inilah sikap elastis manusia yang juga memiliki kecenderungan untuk menerima kesesatan dari jalan kehidupan yang hakiki, yang jika sedikit saja mereka kehilangan kesadarannya maka dengan cepat mereka akan tersesat (dari jalan hakiki), dari itu maka ditengah perjalanan (duniawi) ini dibutuhkan Takwa.

Jika seseorang tidak memiliki Takwa dan demikian saja (berjalan dengan) menutup mata, tanpa memperhatikan dengan penuh kesadaran melakukan aktifitasnya dan bertindak, apakah Quran dapat memberi hidayat kepadanya? Tentu tidak, tiada satu kata kebenaranpun dapat menghidayati manusia seperti ini!.

Seorang yang tidak menyiapkan telinga hatinya untuk mendengarkan, maka tiada perkataan hakikat yang dapat ia percaya, sedang ia hanya mabuk kepayang dalam kendali pilihan syahwatnya saja atau hanya dengan syahwat orang lain ia bergerak, maka Quran tidak akan memberi hidayat kepada orang semacam ini.
Betul, memang Al-Quran memanggil mereka juga untuk dapat menerimanya sebagai pemberi hidayat, namun panggilan Quran ini tiada dirasakan dengan peka oleh telinga mereka, keadaan mereka yang seperti ini disebutkan oleh Al-Quran sendiri ddengan satu ibaratnya: "Mereka itu bagai dipanggil dari tempat yang jauh" (Qs Fusilat/44) – Dan ayat demikian mengisyaratkan kepada orang yang seperti ini, kepada mereka diperdengarkan seruan dari jarak yang jauh.

Kadang-kadang ketika mendengar satu lagu dari tempat yang jauh, seperti seseorang mendendangkan satu lagu yang sangat indah dengan liku-liku irama yang sangat harmonis dan syahdu, tetapi katakanlah dari kejauhan satu kilo meter suaranya sampai ke telinga, maka apa yang dapat difahami dari kata demi kata yang dilantunkannya? Tentunya pertama ia tidak dapat dimaklumi, karena ucapan kata-kata tidak terdengar dengan baik, hanya desingan suara yang terdengar, kedua, irama indah yang digunakannyapun tidak dapat dirasakan dan tidak dapat difahami kelembutan dan kesyahduannya.

Persis seperti sebuah lukisan yang berbentuk garis panjang yang digores dipermukaan tembok yang dilihat dari kejauhan, ia akan terlihat hanya sebagai satu garis kosong saja, tetapi ketika Anda mendekatinya ternyata memiliki ukiran indah yang menunjukan ketinggian karya seni yang digunakan keatasnya yang tidak dapat dilihat dari jarak yang jauh, demikian macam orang-orang ini, dimana Al-Quran mengatakan bahwa mereka seperti memperdengarkan panggilannya dari kejauhan sehingga mereka tidak dapat mendengarkanya dengan baik.

Jadi hendaknya mawas diri supaya dapat terhidayati, inilah makna singkat dari "Hudan-lil-Muttaqiin".

Tautan : http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=7032688035079330578

@ Hikmah Bulan Ramadhan


“Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu sekalian puasa, sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu sekalian bertaqwa “ ( QS Al-Baqarah : 183 )

Marhaban ya ramadhan............
Bulan penuh ampunan, bulan penuh berkah, dan bulan penuh rahmat......

itulah kalimat-kalimat yang dilontarkan umat muslim dari setiap penjuru. mereka begitu senang menyambut bulan ramadhan yang penuh hikmah ini. apa saja hikmah dibalik bulan ramadhan ???

  1. Pada bulan ini pintu Surga dibuka dan pintu Neraka ditutup.
  2. Pada bulan Ramdhan Setan-Setan dibelenggu.
  3. Dalam bulan ini ada satu malam yang keutamaan beramal didalamnya lebih baik daripada beramal seribu bulan di bulan lain, yakni malam LAILATUL QODAR.
  4. Pada bulan ini setiap hari ada malaikat yang menyeru menasehati siapa yang berbuat baik agar bergembira dan yang berbuat ma’shiyat agar menahan diri.
  5. Beramal di bulan Ramadhan dapat menutup dosa-dosa kecil antara setelah Ramadhan yang lewat sampai dengan Ramadhan berikutnya.
  6. Menjadikan bulan Ramadhan memintakan syafaa’t.
  7. Khusus bagi yang puasa disediakan pintu khusus yang bernama Rayyaan untuk memasuki Jannah.

Itulah sedikit ulasan tentang Hikmah bulan ramadhan.

Semoga bermanfaat . . . .

Tautan : http://www.ajurna.net/2010/08/hikmah-bulan-ramadhan.html

Jumat, 15 Juli 2011

@ Unic Lyrics " Antara Dua Kasih "

Mengulang pantai datang dan pergi
Begitu kasih insan diibaratkan
Bagai ombak merubah pantai

Tika kasih melestarikan sayang
Semuanya indah dipandang mata
Pabila rasa benci terbit di hati
Rasa kasih dan sayang pun menyisih

Tanda kasih yang abadi
Dalam senang jua dalam kesempitan
Kasih Ilahi tiada bersempadan
Tak memilih siapa tidak berakhir
Kekal selamanya

Di antara dua kasih
Di maqamnya yang berbeza
Mudah dijumpa namun sukar untuk diperlihara
Lahir dari ketulusan jiwa bersuluhkan iman
Namun nafsu menodainya

Terkadang kasih kita sesama insan
Bisa mengundang keredhan Tuhan
jika insan menghargainya
Dan memuliakannya

Kasih sayang Allah kekal selamanya
Kasih manusia hanya sementara

Deru ombak pecah berderai
Mengulang pantai datang dan pergi
Begitu kasih insan diibaratkan
Bagai ombak merubah pantai

@ Unic Lyrics " Sahabat Sejati "

Menghurai maksudnya di jiwa
Agar mudah ku mengerti
Segala yang terjadi
Sudah suratan Ilahi

Ku biarkan pena menulis
Meluahkan hasrat di hati
Moga terubat segala
Keresahan di jiwa
Tak pernah ku ingini

Aku telah pun sedaya
Tak melukai hatimu
Mungkin sudah suratan hidupku
Kasih yang lama terjalin
Berderai bagaikan kaca
Oh teman, maafkanlah diriku

C/O :
Oh Tuhan
Tunjukkan ku jalan
Untuk menempuhi dugaan ini
Teman, maafkan jika ku melukaimu
Moga ikatan ukhwah yang dibina
Ke akhirnya

Aku tidak kan berdaya
Menahan hibanya rasa
Kau pergi meninggalkan diriku
Redhalah apa terjadi
Usahlah kau kesali
Mungkin ada rahmat yang tersembunyi


Senin, 11 Juli 2011

@ Kematian Hati

Oleh : (Alm) Ustadz Rahmat Abdullah

Banyak orang tertawa tanpa (mau) menyadari sang maut sedang mengintainya. Banyak orang cepat datang ke shaf shalat layaknya orang yang amat merindukan kekasih. Sayang ternyata ia datang tergesa-gesa hanya agar dapat segera pergi. Seperti penagih hutang yang kejam ia perlakukan tuhannya. Dari jahil engkau disuruh berilmu dan tak ada izin untuk berhenti hanya pada ilmu. Engkau dituntut beramal dengan ilmu yang Allah berikan. Tanpa itu alangkah besar kemurkaan Allah atasmu.

Tersanjungkah engkau yang pandai bercakap tentang keheningan senyap ditingkah rintih istighfar, kecupak air wudhu di dingin malam, lapar perut karena shaum atau kedalaman munajat dalam rakaat-rakaat panjang.

Tersanjungkah engkau dengan licin lidahmu bertutur, sementara dalam hatimu tak ada apa-apa. Kau kunyah mitos pemberian masyarakat dan sangka baik orang-orang berhati jernih, bahwa engkau adalah seorang saleh, alim, abid lagi mujahid, lalu puas meyakini itu tanpa rasa ngeri.

As-shiddiq Abu Bakar Ra. Selalu gemetar saat dipuji orang. "Ya ALLAH, jadikan diriku lebih baik daripada sangkaan mereka, janganlah Engkau hukum aku karena ucapan mereka dan ampunilah daku lantaran ketidaktahuan mereka," ucapnya lirih.

Ada orang bekerja keras dengan mengorbankan begitu banyak harta dan dana, lalu ia lupakan semua itu dan tak pernah mengenangnya lagi. Ada orang beramal besar dan selalu mengingat-ingatnya, bahkan sebagian menyebut-nyebutnya kepada khalayak. Ada orang beramal sedikit dan mengklaim amalnya sangat banyak. Dan ada orang yang sama sekali tak pernah beramal, lalu merasa banyak amal dan menyalahkan banyak orang karena kekurangan atau ketidaksesuaian amal mereka dengan ambisi pribadinya, atau tidak mau kalah atau tertinggal di belakang para pejuang. Mereka telah menukar kerja dan kata.

Dimana kau letakkan dirimu? Saat kecil, engkau begitu takut gelap, suara dan segala yang asing. Begitu kerap engkau bergetar dan takut, sampai sesudah pengalaman dan ilmu makin bertambah, engkaupun berani tampil di depan seorang kaisar tanpa rasa gentar. Telah berapa hari engkau hidup dalam lumpur yang membunuh hatimu sehingga getarannya tak terasa lagi saat obyek ma'siat menggodamu dan engkau menikmatinya? Malu kepada Allah dan hati nurani tak ada lagi.

Malam-malam berharga berlalu tanpa satu rakaatpun kau kerjakan. Usia berkurang banyak tanpa jenjang kedewasaan ruhani bertambah tinggi. Rasa malu kepada Allah, dimana kau kubur dia?

Di luar sana rasa malu tak punya harga. Mereka jual diri secara terbuka lewat layar kaca, sampul majalah atau bahkan melalui penawaran langsung. 228.000 remaja mengidap putau. Dari 1500 responden usia SMP & SMU 25% mengaku telah berzina dan hampir separuhnya setuju remaja berhubungan seks di luar nikah asal jangan perkosaan, walaupun pada saatnya mereka memperkosa.

Dan masyarakat memanjakan mereka, karena "mereka masih d ibawah usia." Mungkin engkau mulai berfikir, "Jamaklah, bila aku main mata dengan aktifis perempuan --bila engkau laki-laki atau sebaliknya (akhi dan ukhti)-- dicelah-celah rapat atau berdialog dalam jarak sangat dekat atau bertelepon dengan menambah waktu sekedar melepas kejenuhan dengan canda jarak jauh." Betapa jamaknya 'dosa kecil' itu dalam hatimu. Kemana getarannya yang gelisah dan terluka dulu, saat "TV Thaghut" menyiarkan segala "kesombongan jahiliyah dan maksiat?"

Saat engkau mau muntah melihat laki-laki berpakaian perempuan, karena kau sangat percaya kepada ustadzmu yang mengatakan, "Jika Allah melaknat laki-laki berbusana perempuan dan perempuan berpakaian laki-laki, apa tertawa riang menonton akting mereka tidak dilaknat?" Ataukah taqwa berlaku saat berkumpul bersama dan yang paling tinggi berteriak "Ini tidak islami" berarti ia paling islami, lalu sesudah itu urusan kesendirian tingga llah antara engkau dengan lamunanmu, tak ada Allah disana?

Sekarang kau telah jadi kader hebat. Tidak lagi malu-malu tampil. Justru engkau sangat malu untuk menahan tanganmu dari jabatan tangan lembut lawan jenismu yang muda dan segar. Kau yang tak mampu melawan berontak hatimu untuk tidak makan berdiri di tengah suatu resepsi mewah. Berbisiklah syaithanmu: "Jika kau duduk di lantai atau di kursi malam ini citra da'wah akan ternoda." Seakan engkau-lah pemilik da'wah ini.

Lupakah kau, jika bidikanmu ke sasaran tembak meleset 1 milimeter, maka pada jarak 300 meter dia tidak melenceng 1 milimeter. Begitu jauhnya inhiraf di kalangan awam, tak lain karena para elitenya telah salah melangkah lebih dulu. Siapa yang mau menghormati ummat yang "kiayi"-nya membayar beberapa ratus ribu kepada seorang perempuan yang beberapa menit sebelumnya ia setubuhi, lalu dengan enteng mengatakan, "Itu maharku, Allah waliku dan malaikat itu saksiku," dan sesudah itu segalanya selesai, berlalu tanpa rasa bersalah? Siapa yang akan memandang ummat yang da'inya berpose lekat dengan seorang perempuan muda artis penyanyi lalu mengatakan, "Ini anakku, karena kedudukan guru dalam Islam seperti ayah, bahkan lebih dekat lagi."

Akankah engkau juga menambah barisan kebingungan ummat lalu mendaftar diri sebagai 'alimullisan (alim di lidah)? Apa kau fikir sesudah semua kedangkalan ini kau masih aman dari kemungkinan jatuh ke lembah yang sama? Apa beda seorang remaja yang menzinai teman sekolahnya dengan seorang alim yang merayu rekan perempuan dalam organisasinya? Kau andalkan penghormatan masyarakat awam karena statusmu lalu kau serang maksiat masyarakat awam? Bukankah ini mengkomersilkan kekurangan masyarakat? Koruptor macam apa engkau ini? Semoga ini tak terjadi pada dirimu, karena kafilah yang pernah berlalu tak sunyi dari peruntuh bangunan yang dibina dengan susah payah.

Pernah kau lihat sepasang mami dan papi dengan anak remaja mereka. Tengoklah langkah mereka di mal. Betapa besar sumbangan mereka kepada Amerika dan Zionis dengan banyak-banyak mengkonsumsi produk makanan mereka, semata-mata karena nuansa "westernnya." Engkau akan menjadi faqih pedebat yang tangguh saat engkau tenggak minuman halal itu, dengan perasaan "lihatlah, betapa Amerikanya aku". Memang, soalnya bukan Amerika atau bukan Amerika, melainkan apakah engkau punya harga diri.

Mahatma Ghandi memimpin perjuangan kemerdekaan India dengan kain tenunan bangsa sendiri atau terompah lokal yang tak bermerk. Namun setiap ia menoleh kekanan, maka 300 juta rakyat India menoleh ke kanan. Bila ia tidur di rel kereta api, maka 300 juta rakyat India akan ikut tidur disana. Bila ia minta bangsanya mendongakkan kepala dengan bangga, maka 300 juta bangsa India akan tegak, walaupun tulang punggung mereka tak kuat lagi berdiri karena lapar dan kurang gizi.

Kini datang "pemimpin" ummat, ingin mengatrol harga diri dan gengsi ummat dengan pameran mobil dan rumah mewah serta hidup di tengah gemerlap kehidupan selebritis. Saat fatwa digenderangkan, ummat tak lagi punya kemauan untuk mendengar. "Engkau adalah penyanyi bayaranku dengan uang yang kukumpulkan susah payah. Bila aku bosan aku bisa panggil penyanyi lain yang kicaunya lebih memenuhi seleraku?" 

@ Tarbiyah Dzatiyah

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan". (QS. 66:6).

Tarbiyah Dzatiyah adalah sangat penting bagi setiap Muslim untuk meningkatkan kualitas keimanan danmkeislamannya sehingga mencapai maqom kesempurnaan. Untuk itu sangatlah perlu bagi setiap Muslim untuk memahami urgensi Tarbiyah Dzatiyah ini dan mengamalkannya.

Pengertian

Tarbiyah Dzatiyah adalah sejumlah sarana tarbiyah (pembinaan) yang diberikan oleh setiap individu Muslim bagi dirinya sendiri agar terbentuk kepribadian Islami yang sempurna dalam segala segi: keimanan, akhlaq, social, ilmiah dan sebagainya.

Urgensi Tarbiyah Dzatiyah

Tarbiyah Dzatiyah sangat diutamakan terutama menghadapi era materialisme dimana setiap manusia menjadi sangat individualis, liberalis-demokratis, sehingga perangkat-perangkat tarbiyah yang lainnya menjadi kurang efektif tanpa didukung oleh kesadaran masing-masing individu untuk mentarbiyah dirinya sendiri. Secara lebih rinci, urgensi-uergensi ini diantaranya adalah:

1. Menjaga diri harus didahulukan daripada menjaga orang lain.
2. Jika kita tidak mentarbiyah diri sendiri, lalu siapa yang akan mentarbiyah kita?
3. Hisab di hari akhir akan bersifat individual.
4. Tarbiyah Dzatiyah lebih mampu mengadakan perubahan pada diri sendiri.
5. Tarbiyah Dzatiyah merupakan sarana Tsabat (kokoh pendirian) dan Istiqomah.
6. Sarana dakwah yang paling kuat.
7. Merupakan cara yang benar dalam memperbaiki realitas yang ada.
8. Mudah diaplikasikan kapan saja, dimana saja secara kontinyu.

Mengapa Tarbiyah Dzatiyah ditinggalkan?

1. Kurangnya ilmu, ketidaktahuan dan kebodohan.
2. Tidak memiliki tujuan dan sasaran yang jelas dalam hidup ini.
3. Cinta dunia yang berlebihan.
4. Pemahaman yang salah tentang Tarbiyah.
5. Kurangnya basis Tarbiyah.
6. Langkanya Murabbi (pembina).
7. Kurang memahami prioritas.

Sarana-sarana Tarbiyah Dzatiyah

1. Muhasabah.
2. Taubat atas segala dosa.
3. Mencari ilmu dan memperluas wawasan.
4. Memperbanyak amal-ibadah.
5. Memperbaiki akhlaq.
6. Terlibat aktif dalam kegiatan dakwah.
7. Mujahadah.

Buah Dari Tarbiyah Dzatiyah


1. Mendapatkan ridho Alloh SWT dan syurgaNya.
2. Kebahagiaan dan ketenteraman.
3. Mendapatkan cinta Alloh SWT.
4. Kesuksesan dunia dan akhirat.
5. Terjaga dari musibah dunia dan akhirat.
6. Keberkahan dalam waktu dan harta.
7. Sabar dalam setiap cobaan dan ujian.
8. Bebas dari rasa takut.

Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bish-showab.


"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya." (QS. 7:96)


"Dan di antara mereka ada orang yang berdo'a:"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka". (QS. 2:201)

Disarikan oleh buku :
Al-Aidan, Abdullah bin Abdul Aziz: At-Tarbiyah Adz-Dzaatiyah Ma’alim Wa Taujihat, diterjehkan kedalam bahasa Indonesia dengan judul Tarbiyah Dzatiyah; oleh: Fadhli Bahri; diterbitkan oleh An Nadwah, Jakarta, 2002.

NB : Ana Copas dari Scribd Explore.

Minggu, 10 Juli 2011

@ Salam Ukhuwah Islamiyah !!!

Assalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Segala puji serta syukur bagi ALLAH SWT. atas Rahmat dan nikmat-NYA yang masih diberikan kepada kita hingga detik ini, dan betapa besar cinta-NYA kepada kita sehingga masih dihimpunkannya kita dalam kehangatan ukhuwah. Shalawat serta salam tetap lestari kepada baginda Rasulullah saw. beserta keluarga, sahabat, serta kita selaku umat yang Insya ALLAH istiqomah sampai akhir zaman.

Kehidupan dan kematian seseorang berada dalam genggaman kekuasaan Sang Pencipta. Dalam bahasa sederhana, keberadaan alam semesta beserta seluruh isinya menjadi hak mutlak ALLAH SWT. Kita tidak mungkin bisa menawar-NYA, sebab bagi-NYA tidak ada sesuatu yang tidak mungkin dalam kehidupan ini.

Teruslah bergerak, karena HIDUP ITU BERGERAK....
Jika lelah, maka diamlah sejenak untuk mengumpulkan energi positif....
Teruslah bergerak setelah diam dari banyak bergerak....
Jangan sampai diammu, dapat melumpuhkan aktifitas bergerakmu....
Ruh, Akal, dan Jasad teruslah bergerak untuk selalu mengingat RABB-mu.

Salam Ukhuwah Islamiyah !!!

Wassalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh.