Sabtu, 19 Mei 2012

@ Cara Meraih CINTA ALLAH

Kebanyakan orang ingin mengetahui tentang bagaimana orang lain menilai mereka akan tetapi sedikit sekali yang ingin mengetahui tentang bagaimana Allah menilai mereka. Apakah Allah menerima amalan-amalanmu ? Apakah kita telah mengetahui bagaimana Allah menilai amalan-amalan kita ?

Ada sebuah hadits Qudsi dalam shohihul Bukhari yang menjelaskan tentang bagaimana seseorang dikatakan bahwa mereka telah mencapai keridho’an dan kecintaan Allah Yang Maha Kuasa.
Akan tetapi yang pertama kita pahami dulu perbedaan antara hadits Qudsi dan hadits Nabawi. Hadits Qudsi dan hadits Nabawi adalah statemen (perkataan) yang diriwayatkan oleh Nabi SAW akan tetapi hadits Qudsi adalah pernyataan dari perkataan Nabi tentang ”apa yang Allah firmankan...” Jadi kata-kata (dari hadits Qudsi) adalah dari Nabi SAW akan tetapi maknanya dari Allah.

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra bahwa Rosulullah SAW bersabda :”Allah berfirman : ”Orang yang menunjukkan permusuhan dengan waliKu maka Aku menyatakan perang dengannya.”

Al Wali adalah individu yang dicintai Allah. Hadist tersebut berlanjut:

“....Kecintaan terhadap sesuatu bersama dengan hamba-Ku yang datang mendekatkan diri kepada-Ku adalah (karena perbuatannya) yang telah Aku wajibkan atasnya untuk dilakukan. Hambaku menjaga kedekatannya dengan-Ku dengan amalan-amalan Nawafil (amalan-amalan sunnah) hingga Aku mencintainya. Ketika Aku mencintainya, Aku akan menjadi pendengarannya yang ia mendengar dengannya, menjadi penglihatannya yang ia melihat dengannya, menjadi tangannya yang ia bergerak dengannya dan menjadi kakinya yang ia berjalan dengannya. Jika dia meminta sesuatu dariKu, Aku akan mengabulkannya. Jika dia meminta perlindungan maka Aku akan melindunginya. Aku tidak akan pernah berhenti melakukan sesuatu yang ingin Aku lakukan..... Mukmin membenci kematian dan Aku membencinya melakukan dosa.”

Hadits ini membahas banyak persoalan, akan tetapi ketika Allah berfirman, “Barangsiapa menunjukkan permusuhan denganWali-Ku maka Aku akan menyatakan perang dengan-Nya.” Karena itulah penting bagi kita untuk mengetahui siapa Wali Allah dan Apa arti Wali itu sendiri.

Al Wali adalah ”Al-Qareeb min Allah”’ Orang yang dekat kepada Allah. Bagaimana seseorang bisa dekat dengan Allah ? Dengan memenuhi kewajiban-kewajiban dan tugas-tugas yang Allah perintahkan dan dengan menjauhkan diri dari apa yang Dia larang.

Jadi kapan saja kamu mendengar Waliyullah atau Auliyaa’Allah (bentuk jamak)’ itu menunjuk pada orang yang dekat kkepada Allah dan orang yang dekat kepada Allah adalah orang yang sempurna dan mereka selalu berbicara kebenaran.

Orang yang berbicara kebenaran, menyeru kepada kebaikan, mencegah keburukan, berperang dalam jihad, menegakkan Dien Allah dan mengemban akidah, dia adalah seorang wali dari Auliyaa’ Allah.

Semua hamba Allah adalah sama, akan tetapi Allah meninggikan orang yang memiliki ketaqwaan lebih (Takut terhadap-Nya). Dalam surat Al Hujurat, Allah SWT berfirman”

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal, sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang-orang yang paling bertaqwa diantar kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al hujurat,49:13)

Imam Al Junaid pernah ditanya, “Apakah wali adalah orang yang berjalan di atas bumi?” Imam menjawab,”Tidak.” “Apakah orang yang berjalan di atas air?” Imam menjawab” Tidak.”Wali adalah orang yang kamu lihat di tempat yang halal (memenuhi kewajibannya), dan kamu tidak menemukannya di tempat yang haram.

Oleh karena itu Wali berada di tempat yang Allah menginginkannya berada dan tidak ada dari tempat yang Allah tidak inginkan dia berada di sana. Sesuatu yang membuat kamu dekat kepada Allah akan membuatmu merasa superior, tenang, gembira dan sukses.

Jadi wali adalah Al Qareeb. Orang yang dekat kepada Allah dan kaafir (orang yang tidak beriman) adalah al Ba’eed orang yang jauh dari Allah. Wali adalah orang yang dekat dengan kasih sayang Allah dan ampunan-Nya. Adapun orang-orang kafir adlah orang yang jauh dari kasih sayang dan ampunan-Nya. Allah SWT berfirman :

”Katakanlah: :Al-Qur’an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al Qur’an itu suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti) orang –orang yang dipanggil dari tempat yang jauh.” (QS. Fushilat,41:44)

Allah SWT berfirman kepada Rosulullah SAW,

”Sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan). (QS. Al Alaq,96:19)

Jadi Allah SWT menginginkan kita untuk mendekatkan diri kepada-Nya, bukan kepada orang-orang kafir, orang-orang Musyrik, PBB, hukum-hukum buatan manusia, pezina (baik belum menikah maupun yang sudah, homoseksual, pergaulan bebas, riba, asuransi, kartu klredit dan apa saja yang lain yang dilarang oleh Islam.

Kasih sayang-Nya terbuka kepada setiap orang, peliharalah dirimu untuk memenuhi kewajiban-kewajibannmu dan jauhkan dirimu dari apa yang Allah larang karena hal ini akan menyebabkan kamu menjadi salah satu dari Auliyaa’ Allah, Allah SWT berfirman ”

”Ingatlah sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu betakwa,. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan) di akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar.” (QS. Yunus,10:62-64)

Orang yang menolong agama (Dien) Allah adalah Auliyaa’-Nya dan Allah berjanji untuk menolong mereka dan menjadikan mereka teguh dalam pendiriannya.

”Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad,47:7)

Jika kamu menegakkan perintah Allah berarti kamu menolong agama-Nya, kemudian Dia (Allah) akan menolongmu. Kapan saja manusia memenuhi perintah Allah maka akan ada tamkeen (Kekuasaan) lebih karena Dien Allah di muka bumi. Allah tidak butuh pertolonganmu akan tetapi jika kamu menolong Dien maka Dia (Allah) akan menolongmu.

Mudah untuk mengatakan, ”Satu milyar poundsterling” akan tetapi tidak mudah sebenarnya mengumpulkan jumlah ini. Serupa dengan itu, mudah untuk menyebut,”waliyullah”’akan tetapi menjadi wali Allah adalah sesuatu yang berbeda.

Tingkatan tertinggi atau posisi dalam kata ini adalah menjadi Abdullah (hamba Allah), bukan seorang doktor atau sesuatu yang lain. Kehormatan tertinggi dan memiliki hak-hak istimewa adalah mencapai keridho’an Allah bukan tingkatan PhD atau Diploma.

Tidak akan menjadi hamba yang dekat dengan Allah kecuali dikarenakan dia memenuhi apa saja yang Allah wajibkan atasnya untuk dilakukan seperti membayar zakat, memberi nasehat kepada orang-orang muslim, menyeru kepada kebaikan, melarang keburukan, berbicara melawan hukum-hukum buatan manusia dan syirik, mengajarkan manusia dengan Islam, sholat, berjuang untuk khilaafah, membantu yang membutuhkan dan lain sebgainya. Jadi jika kamu melakukan yang fardhu (wajib) maka kamu akan menjadi orang yang dekat kepada Allah dan jika kamu gagal mengerjakannya, maka Dia (Allah) akan menghukummu.

Jika kamu telah mengerjakan kewajiban-kewaibanmu, setelah itu kamu dapat mengerjakan amalan-amalan Nawafil dan inilah yang akan membuatmu lebih dekat kepad Tuhanmu.

Orang yang menjadi wali Allah akan dilindungi oleh Allah. Allah akan menjadikan ia kebal terhadap bisikan syaithon dan Allah akan mencegah pendengarannya dari mendengar sesuatu yang dilarang. Terlebih lagi Allah akan mencegah matanya dari melihat apa-apa yang terlarang dan mencegah lisannya dari kata-kata buruk serta perbuatannya dari mengerjakan sesuatu yang haram seperti voting (pemilu) untuk hukum buatan manusia atau pergaulan bebas dan lain-lain. Inilah yang diartikan oleh hadist : ”... Dan ketika Aku mencintainya, maka Aku akan menjadi pendengarannya yang ia mendengar dengannya, penglihatannya yang ia melihat dengannya, tangannya yang ia bergerak dengannya dan kakinya yang ia berjalan dengannya...”

Wahai Ikhwan dan Akhwat, lakukanlah yang fardhu dan jauhilah yang haram maka dengan itu kamu akan dicintai oleh Allah dan menjadi Auliyaa’Nya. Insya Allah.!!

Sabtu, 12 Mei 2012

@ 5 Wisdom

5 Wisdom
  1. If you are right, then there is no need to get angry... And if you are wrong then you don't have any right to get angry.
  2. Patience with family is love.... Patience with others is respect.... Patience with self is confidence.
  3. Never think hard about past, It brings tears... Don't think more about future, It brings fears... Live this moment with a smile, It brings cheers.
  4. Every test in our life makes us bitter or better... Every problem comes to make us or break us... Choice is ours, whether we become victim or victorious.
  5. Search a beautiful heart, not a beautiful face. 
    Beautiful things are not always good, but good things are always beautiful

Rabu, 09 Mei 2012

@ Temukan Kunci Syurga itu Dirumahmu Ukhty

Assalamu'alaykum WrWb.

Saudaraku ini hanya berbagi dan artikel ini juga saya dapatkan dari sahabat saya. Semoga bermanfaat dan silahkan dibaca.



Mungkin ini hanya sebuah kisah tentang nasihat seorang ayah pada putrinya. Tapi ia menjadi kisah begitu berharga karena dua hal. Pertama, karena orang yang memberi nasihat, dan kedua kepada siapa nasihat tersebut diberikan. Ya, nasihat tersebut keluar dari lisan seorang manusia yang paling agung akhlaknya. Setiap untaian kata yang keluar dari lisannya ibarat mutiara yang begitu berharga. Dialah Baginda Rasulullah Saw. Dan orang yang mendapatkan nasihat tersebut adalah putri kesayangan Beliau, Fatimah Az Zahra ra.

 “Kelak di Syurga, yang akan memimpin para muslimah penghuni Syurga adalah Fatimah r.a. ia adalah teladan para muslimah sepanjang zaman” Begitulah keanggunan pribadi Fatimah ra yang diungkapkan oleh Rasulullah saw.

Suatu hari masuklah Rasulullah SAW menemui anandanya Fatimah az-zahra. Didapatinya anandanya sedang menggiling syair (sejenis bijian) dengan menggunakan sebuah penggilingan tangan dari batu sambil menangis. Rasulullah SAW bertanya pada anandanya, "Apa yang menyebabkan engkau menangis wahai Fatimah? semoga Allah SWT tidak menyebabkan matamu menangis". Fatimah ra. berkata, "ayahanda, penggilingan dan urusan-urusan rumah tangga lah yang menyebabkan ananda menangis".

Lalu duduklah Rasulullah SAW di sisi anandanya. Fatimah ra melanjutkan perkataannya, "ayahanda sudikah kiranya ayahanda meminta 'Ali (suaminya) mencarikan ananda seorang jariah untuk menolong ananda menggiling gandum dan mengerjakan pekerjaanpekerjaan di rumah?".  Mendengar perkataan anandanya ini maka bangunlah Rasulullah SAW mendekati penggilingan itu. Beliau mengambil syair dengan tangannya yang diberkati lagi mulia dan diletakkannya di dalam penggilingan tangan itu seraya diucapkannya "Bismillaahirrahmaanirrahiim". Penggilingan tersebut berputar dengan sendirinya dengan izin Allah SWT. Rasulullah SAW meletakkan syair ke dalam penggilingan tangan itu untuk anandanya dengan tangannya sedangkan penggilingan itu berputar dengan sendirinya seraya bertasbih kepada Allah SWT dalam berbagai bahasa sehingga habislah butir-butir syair itu digilingnya.

Rasulullah SAW berkata kepada gilingan tersebut, "berhentilah berputar dengan izin Allah SWT". Maka penggilingan itu berhenti berputar lalu penggilingan itu berkata-kata dengan izin Allah SWT yang berkuasa menjadikan segala sesuatu dapat bertutur kata. Maka katanya dalam bahasa Arab yang fasih, "ya Rasulullah SAW, demi Allah, Tuhan yang telah menjadikan engkau dengan kebenaran sebagai Nabi dan Rasul-Nya, kalaulah engkau menyuruh hamba menggiling syair dari Masyriq dan Maghrib pun niscaya hamba gilingkan semuanya. Sesungguhnya hamba telah mendengar dalam kitab Allah SWT suatu ayat yang berbunyi : (artinya)

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya para malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang dititahkan-Nya kepada mereka dan mereka mengerjakan apa yang dititahkan". Maka hamba takut, ya Rasulullah kelak hamba menjadi batu yang masuk ke dalam neraka. Rasulullah SAW kemudian bersabda kepada batu penggilingan itu, "bergembiralah karena engkau adalah salah satu dari batu mahligai Fatimah az-zahra di dalam syurga".

Maka bergembiralah penggilingan batu itu mendengar berita itu kemudian diamlah ia. Rasulullah SAW bersabda kepada anandanya, "Jika Allah SWT menghendaki wahai Fatimah, niscaya penggilingan itu berputar dengan sendirinya untukmu. Akan tetapi Allah SWT menghendaki dituliskan-Nya untukmu beberapa kebaikan dan dihapuskan oleh Nya beberapa kesalahanmu dan diangkat-Nya untukmu beberapa derajat.

Ya Fatimah, perempuan mana yang menggiling tepung untuk suaminya dan anak-anaknya,  Maka Allah SWT menuliskan untuknya dari setiap biji gandum yang digilingnya suatu kebaikan dan mengangkatnya satu derajat.

Ya Fatimah, perempuan mana yang berkeringat ketika ia menggiling gandum untuk suaminya maka Allah SWT menjadikan antara dirinya dan neraka tujuh buah parit.

Ya Fatimah, perempuan mana yang meminyaki rambut anak-anaknya dan menyisir rambut mereka dan mencuci pakaian mereka maka Allah SWT akan mencatatkan baginya ganjaran pahala orang yang memberi makan kepada seribu orang yang lapar dan memberi pakaian kepada seribu orang yang bertelanjang.

Ya Fatimah, perempuan mana yang menghalangi hajat tetangga-tetangganya maka Allah SWT akan menghalanginya dari meminum air telaga Kautshar pada hari kiamat.

Ya Fatimah, yang lebih utama dari itu semua adalah keredhaan suami terhadap isterinya. Jikalau suamimu tidak redha denganmu tidaklah akan aku do'akan kamu. Tidaklah engkau ketahui wahai Fathimah bahwa redha suami itu daripada Allah SWT dan kemarahannya itu dari kemarahan Allah SWT?.

Ya Fatimah, apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya maka beristighfarlah para malaikat untuknya dan Allah SWT akan mencatatkan baginya tiap-tiap hari seribu kebaikan dan menghapuskan darinya seribu kejahatan. Apabila ia mulai sakit hendak melahirkan maka Allah SWT mencatatkan untuknya pahala orang-orang yang berjihad pada jalan Allah yakni berperang sabil.  Apabila ia melahirkan anak maka keluarlah ia dari dosa-dosanya seperti keadaannya pada hari ibunya melahirkannya dan apabila ia meninggal tiadalah ia meninggalkan dunia ini dalam keadaan berdosa sedikitpun, dan akan didapatinya kuburnya menjadi sebuah taman dari taman-taman syurga, dan Allah SWT akan mengkurniakannya pahala seribu haji dan seribu umrah serta beristighfarlah untuknya seribu malaikat hingga hari kiamat.

Ya Fatimah, perempuan mana yang melayani suaminya dalam sehari semalam dengan baik hati dan ikhlas serta niat yang benar maka Allah SWT akan mengampuni dosa-dosanya semua dan Allah SWT akan memakaikannya satu persalinan pakaian yang hijau dan dicatatkan untuknya dari setiap helai bulu dan rambut yang ada pada tubuhnya seribu kebaikan dan dikurniakan Allah untuknya seribu pahala haji dan umrah.

Ya Fatimah, perempuan mana yang tersenyum dihadapan suaminya maka Allah SWT akan memandangnya dengan pandangan rahmat.

Ya Fatimah, perempuan mana yang menghamparkan hamparan atau tempat untuk berbaring atau menghias rumah untuk suaminya dengan baik hati maka berserulah untuknya penyeru dari langit(malaikat), "teruskanlah 'amalmu maka Allah SWT telah mengampunimu akan sesuatu yang telah lalu dari dosamu dan sesuatu yang akan datang".

Ya Fatimah, perempuan mana yang meminyakkan rambut suaminya dan janggutnya dan memotongkan kumisnya sertakukunya maka Allah SWT akan memberinya minuman dari sungai-sungai syurga dan Allah SWT akan meringankan sakratulmautnya, dan akan didapatinya kuburnya menjadi sebuah taman dari taman-taman syurga serta Allah SWT akan menyelamatkannya dari api neraka dan selamatlah ia melintas di atas titian Sirat".

Indah bukan nasihat tersebut. Sebuah nasihat yang Rasulullah saw tidak hanya tujukan kepada putri Beliau saja namun kepada para muslimah yang mendambakan menjadi wanita yang merindukan syurga dan syurga pun merindukan kehadirannya. Ya, menjadi isteri yang sholehah. Isteri yang senantiasa berjuang bersama-sama suami menyebarkan fikrah Islamiyyah.Keletihan suami setelah melaksanakan tugas harian dan berdakwah disambut dengan wajah yang berseri dengan ucapan kata-kata yang dapat member kekuatan jiwa untuk lebih istiqamah, ketika menghadapi banyaknya permasalahan, tanpa mempunyai perasaan bosan dan jemu. Mengizinkan dan merasa bahagia melihat suami menjalankan tugas Islam tidak kira masa dan waktu. Bersedia memberikan rumahnya, hartanya dan masanya untuk tugas yang murni ini dengan hati yang penuh redha. Isteri yang senantiasa melaksanakan tugas-tugas yang diamanahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan bersedia untuk menghadapi segala ujian-ujian dari Allah SWT.

Terakhir, sebagai penutup catatan ini, saya ingin menyampaikan sebuah hadist yang pernah disampaikan Rasulullah SAW:"Sebaik-baik wanita ialah perempuan yang apabila engkau memandangkan ia menyukakan hati dan apabila engkau tidak ada ia menjaga harta engkau dan memelihara dirinya." Semoga aku, kamu dan kita semua termasuk menjadi sebaik-baik wanita seperti yang dimaksudkan hadist diatas. Allahumma amin.

Wahai diriku yang dhoif…senantiasalah belajar meneladani Fatimah ra.
Untuk saudariku muslimah  dimanapun berada, ketika saat ini engkau telah menikah, maka temukanlah kunci pintu syurga di rumahmu…

Minggu, 06 Mei 2012

@ Cerita Anak Muslim - Moslem Kid Music (Mengenal Huruf Hijaiyyah)



@ Belajar Bersuci (Wudhu)


@ Yuk, belajar sholat !!!



@ Cerita dan Lagu Anak Islam - Malaikat Allah



@ Cerita dan Lagu Anak Islam - Kenapa



@ Cerita dan Lagu Anak Islam - Sholatlah Nak


@ Cerita dan Lagu Anak Islam - Sayang Allah


@ Cerita dan Lagu Anak Islam - Islam Iman Ihsan



@ Cerita dan Lagu Anak Islam - Ucapkan Salam


Sabtu, 05 Mei 2012

@ 5 Sebab Dosa Kecil Menjadi Besar


“Sesungguhnya,” kata Ibnu Qayyim Al Jauziyah, “Al-Qur’an, As-Sunnah, ijma’ sahabat dan tabiin telah menunjukkan bahwa dosa itu ada dua. Ada dosa besar, ada dosa kecil.”

Dosa kecil sebenarnya bisa diampuni Allah dengan mudah melalui istighfar dan ibadah mahdhah seperti shalat lima waktu dan puasa Ramadhan. Dosa kecil juga tidak mendapatkan ancaman khusus dan laknat Allah seperti halnya dosa besar. Namun, dosa kecil ternyata bisa berubah menjadi besar, jika terpenuhi salah satu dari 5 hal berikut ini.

5 sebab dosa kecil bisa berubah menjadi besar itu adalah :

1. Meremehkan dosa dan menganggapnya biasa saja
Ada orang-orang yang ketika melakukan dosa kecil ia menganggapnya sebagai hal yang biasa, terhapus dengan sendirinya atau tidak mempedulikannya. “Ah, ini mah dosa kecil.” “Biasa, yang beginian tak menyebabkan masuk neraka.” Dan komentar-komentar sejenisnya.

Rasulullah SAW bersabda, “Takutlah kalian dari tindakan meremehkan dosa.” (HR. Ahmad, dishahihkan Al Albani).

“Dosa kecil bisa menjadi besar,” fatwa Imam Auza’I, “jika seorang hamba menganggapnya kecil dan meremehkannya.”

2. Dikerjakan berulang-ulang (terus-menerus)
Sesuatu yang kecil, jika terus ditumpuk dan dikumpulkan, maka ia akan membesar. Sebuah peribahasa mengatakan, sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit. Demikian pula dengan dosa kecil. Jika ia terus diulang, ia pun menjadi besar.

“Bukanlah dosa kecil jika dikerjakan terus menerus,” kata Ibnu Abbas, “dan bukanlah dosa besar jika diiringi taubat.”

Umumnya, pengulangan atau pembiasaan dosa itu berawal dari sikap meremehkan dosa. Lanjutan hadits pada poin 1 di atas menegaskan membesarnya dosa yang terus menerus dikerjakan.
“Sesungguhnya perumpamaan orang yang meremehkan dosa bagaikan sekelompok orang yang singgah di sebuah lembah. Ia datang membawa kayu dn terus menerus membawa kayu hingga (kayu itu menumpuk) mereka dapat memasak makanan mereka.” (HR. Ahmad, dishahihkan Al Albani).

3. Menyukai perbuatan dosa tersebut
Yaitu orang yang ketika dan setelah melakukan dosa timbul kepuasan dan kesenangan dalam jiwanya.

“Termasuk dosa besar adalah,” kata Imam Ghazali dalam Ihya’, “merasa senang, gembira dan bangga dengan dosa.”

4. Memamerkan dan mendemonstrasikan dosa tersebut
Dewasa ini, jumlah orang yang melakukan hal keempat ini cenderung makin banyak. Bahkan bukan hanya dosa kecil, untuk dosa besar pun sebagian orang melakukannya secara terbuka sekaligus memamerkan dan mendemonstrasikannya. Misalnya dengan media video yang diupload di Youtube dan sebagainya. Selain menunjukkan peremehan terhadap dosa, poin keempat ini juga memicu orang lain melakukan dosa yang sama akibat contoh yang ia lakukan dan dengan demikian dosanya menjadi berlipat-lipat.

Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa menyeru/mendakwahkan kesesatan, maka ia mendapatkan dosa seperti dosa orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun.”

5. Jika yang mengerjakannya adalah tokoh atau panutan
“Orang yang berbuat dosa, sedangkan ia adalah seorang alim yang menjadi panutan,” tulis Ibnu Qudamah dalam Mukhtashar Minhajul Qashidin, “jika ia paham dan tahu akan dosanya tetapi malah menerjang dosa tersebut, maka dosa kecilnya itu berubah menjadi dosa besar.”

Selain faktor peluang diikuti oleh umat/pengikutnya, dosa kecil yang dilakukan oleh seorang tokoh/ulama juga berpotensi membawa opini dan citra negatif terhadap Islam.

Demikian 5 sebab dosa kecil menjadi besar, semoga Allah menjauhkan kita dari kelimanya.

@ Halawatul Iman (Manisnya Iman)

Assalamu'alaykum WrWb.

Saudaraku,
sungguh indah ungkapan Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam berikut, Beliau bersabda:

ثَلَاثٌ مَنْ كٌنَّ فِيْهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الِإيْمَانِ؛ أَنْ يَكُوْنَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سَوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ المَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا ِللهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ في النَّارِ

Tiga hal yang bisa membuat seseorang bisa merasakan manisnya keimanan: Mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih dari yang lain, mencintai seseorang karena Allah, dan tidak mau kembali kepada kekufuran sebagaimana ia tidak mau dilemparkan ke dalam api. (H.R. Bukhari Muslim)

Imam Nawawi, ketika mengomentari hadits ini di dalam Syarh Muslim menerangkan, makna halawatul Iman adalah:

اِسْتِلْذَاذ الطَّاعَات
(Merasakan nikmatnya melakukan ketaatan)

Seorang hamba yang sudah mendapatkan manisnya iman akan merasa nikmat dalam melakukan ketaatan. Segala perintah Allah akan terasa ringan baginya. Semua larangan Allah akan dengan mudah ditinggalkannya. Ketaatan baginya bukanlah beban. Larangan Allah untuknya bukanlah pembatasan kebebasan, atau pengekangan, tapi akan ia rasakan sebagai suatu bentuk kasih sayang Allah agar ia selamat, baik di dunia maupun di akhirat.

تَحَمُّلِ المَشَقَّات فِي رِضَا الله عَزَّ وَجَلَّ، وَرَسُوله - صلى الله عليه وسلم - وَإِيثَار ذَلِكَ عَلَى عَرَضِ الدُّنْيَا
(Rela memikul seberat apapun beban dan kesulitan, demi mengharap ridha Allah dan Rasul-Nya, dan lebih memilih ridha Allah dan Rasul-Nya ketimbang tawaran keduniaan)

Rasulullah dan para Sahabat Beliau yang mulia adalah tauladan kita semua dalam hal ini. Ingatkah kita, bagaimana pada suatu ketika, di saat pengaruh Islam semakin melebar luas, datanglah kepada Rasulullah beberapa orang pembesar kaum musyrikin Mekkah menawarkan beliau kedudukan, harta dan wanita. Namun, semua tawaran itu dengan tegas Beliau tolak. Ridha Allah lebih beliau pilih daripada ridha manusia, dakwah dan risalah ini lebih besar dan berharga bagi Beliau dari semua tawaran-tawaran tersebut. Ingatkah kita juga, sahabat Rasulullah yang bernama Suhaib Ar Rumy, yang ketika hendak hijrah ke Madinah, ditengah jalan ia dicegat oleh sekelompok kafir Mekkah, dengan berani ia berkata: "Biarkan saya pergi, dan ambil oleh kalian semua harta yang aku tinggalkan!". Subhanallah…Begitulah, ia lebih mencintai dan mengharapkan ridha Allah dan Rasulullah –Nya daripada kesenangan dunia. Akankah sama hal kita dengan mereka jika seandainya kita mendapat tawaran kesenangan yang serupa? Akankah kita akan tegar di jalan dakwah ketika sudah diberikan kemewahan dan kesenangan dunia? Manusia, ketika sulit, kebanyakan kuat imannya, namun ketika diberi kesenangan, banyak yang lupa diri. Na'uzubillah.

وَمَحَبَّة الْعَبْد رَبّه ـ سُبْحَانه وَتَعَالَى ـ بِفِعْلِ طَاعَته، وَتَرْكِ مُخَالَفَته، وَكَذَلِكَ مَحَبَّة رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم
(Mencintai Allah dengan melaksanakan ketaataatan terhadapnya, meninggalkan laranganNya, serta mencintai Rasulullah Saw.)

Saudaraku,
Rasulullah mensifati keimanan di sini sebagai sesuatu yang manis. Manisnya makanan dapat terasa di lidah jika kondisi badan sedang sehat, bilamana badan tak sehat rasa manis itu pun hilang. Begitu juga halnya iman, manisnya tidak akan dirasa jika iman bermasalah…

Saudaraku,
Manisnya iman terlihat di dalam keluasan dan kelapangan dada, baik di dalam senang maupun susah. Ia akan tampak dalam bentuk kekuatan menanggung beban dan menghadapi kesulitan. Seseorang yang mendapatkan manisnya iman akan selalu merasakan kedekatan dengan Allah, selalu yakin akan janji-Nya, ridha akan ketentuan-Nya, dan berpasrah diri di hadapan-Nya. Orang itu akan memiliki manhaj hidup yang jelas berdasarkan keimanan, dia akan menghalalkan yang halal, mengharamkan yang haram, walau bertentangan dengan keinginannya dan kehendaknya. Ia juga akan menjaga dan mempererat hubungannya dengan Allah, manusia, dan semua yang berada di alam ini.

Manisnya iman akan melahirkan keridhaan akan segala ketentuan Allah. Betapa tidak, iman yang menghunjam di dalam dada memberikannya keyakinan bahwa segala sesuatu terjadi atas ketentuan-Nya, dan ketentuan-Nya itulah yang terbaik. Bukankah segala sesuatu dalam diri adalah milik Allah dan kita hanya dititipi? Maka ketika Allah mengambilnya yang lahir adalah rasa sabar, dan jika Allah menambahkannya yang timbul adalah kesyukuran.

Rasulullah saw bersabda:

عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ.
Sungguh menakjubkan perkara orang mukmin itu, segala perkara baik baginya dan itu tidak terjadi kepada selain orang mukmin. Jika ia diberi kesenangan ia bersyukur, dan itu adalah terbaik baginya. Dan jika ia ditimpa kesulitan ia bersabardan itu adalah terbaik baginya. (HR. Muslim)

Manisnya iman akan melahirkan keyakinan bahwa Allah sangat sayang kepadanya. Bahkan ketika ia terjatuh ke kubang dosa dan maksiat, Allah tetap melimpahkan nikmat-Nya. Dan bila ia bertobat Allah akan sangat gembira seraya membuka pintu maaf-Nya selebar-lebarnya. Dalam shoheh Muslim (Juz 8 Hal. 92. Hadits ke: 7131) di ceritakan sebuah gambaran tentang betapa senangnya Allah kepada seorang hamba-Nya yang bertaubat. Seorang yang dalam perjalanan, bersamanya kuda dan segala perbekalan. kemudian ia tertidur namun ketika terbangun ia tidak menemukan kudanya lagi lalu ia mencari dan terus mencari hingga ia tak sanggup lagi karena kelelahan. Ia pun pasrah dan tertidur. Tiba-tiba ia terbangun dan di sampingnya telah ada kuda dan perbekalannya. Ia kemudian berucap: "Allah, engkau hambaku dan Aku tuhanMu" Saking senangnya ia tersalah dalam ucapan. Kata Rasulullah: "Allah lebih senang dengan taubatnya seorang hamba dari senangnya pemilik kuda ini ketika menemukan kudanya kembali…"

Coba kembali renungkan, dalam tafakkur dan muhasabah, renungkan berbagai peristiwa yang terjadi dalam hidup kita, niscaya di sana kita akan melihat dan merasakan, betapa besar kasih sayang-Nya kepada kita…

Saudaraku,
Manisnya iman itu harus di cari dan diusahakan, salah satu tips agar kita merasakan manisnya iman adalah, kita harus memiliki satu amalan yang dirahasiakan. cukup kita dan Allah saja yang tahu, rahasiakan amalan itu walau kepada orang terdekat kepada kita sekalipun. Dan satu lagi, untuk meraih manisnya iman banyak-banyaklah berdoa seperti sebuah doa yang diajarkan oleh Rasulullah saw:

اللهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ حُبَّكَ، وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ، وَالْعَمَلَ الَّذِي يُبَلِّغُنِي حُبَّكَ، اللهُمَّ اجْعَلْ حُبَّكَ أَحَبَّ إِلَيَّ مِنْ نَفْسِي، وَأَهْلِي، وَمِنْ الْمَاءِ الْبَارِدِ
- جامع الترمذي، كتاب الدعوات -

Ya Allah, sesungguhnya aku meminta cintaMu, kecintaan orang yang mencintaiMu, juga amalan yang menyampaikanku kepada kecintaan terhadapMu. Ya Allah, jadikanlah kecintaan terhadapMu melebihi kecintaanku terhadap diriku, hartaku dan air yang dingin. []


Penulis : Rojja Pebrian, Lc
PIP PKS Brunei
Kandidat Master Universiti Islam Sultan Sharif Ali – Brunei Darussalam

@ New Serial Cinta Anis Matta

Assalamu'alaykum WrWb.

Seperti angin membadai.. kau tak melihatnya, tapi merasakannya. Begitulah cinta, ia ditakdirkan menjadi kata tanpa benda. Seperti banjir menderas, kau tak kuasa mencegahnya dan hanya bisa ternganga saat ia menjamah seluruh permukaan bumi. Demikianlah cinta.

Cinta ditakdirkan menjadi makna paling santun yang menyimpan kekuatan besar. Tak terlihat, hanya terasa. Tapi dahsyat.

Cinta seperti api yang menyala-nyala. Kau tak kuat melawannya. Hanya bisa menari saat ia mengunggun. Seperti itulah cinta..

Cinta adalah kata tanpa benda. Mutiara bagi ribuan makna. Wakil dari sebuah kekuatan tak terkira. Tapi ia jelas, sejelas matahari.

Cinta adalah lukisan abadi dalam kanvas kesadaran manusia. Lukisan. Bukan definisi. Ia disentuh sebagai sebuah situasi manusiawi..

Cinta merajut semua emosi manusia.. begitu agung tapi juga terlalu rumit.. begitulah cinta. Cinta adalah makna kebenaran dalam penciptaan.. Cinta tidak tumbuh dalam hati yang dipenuhi keangkuhan, angkara murka dan dendam...

Iman itu laut, cintalah ombaknya.. Iman itu api, cintalah panasnya.. Iman itu angin, cintalah badainya..

Cinta itu memanusiakan manusia dan mendorong kita memperlakukan manusia dengan etika kemanusiaan..

Cinta adalah kegilaan jiwa. Saat ia merasuki jiwa, energimu jadi berlipat, mendidih bak kawah yang siap meledak dan membakar sekelilingnya.

Cinta adalah kekuatan perubahan yang dahsyat. Selalu berusaha memahami dan menghidupkan. Membuat manusia lebih peka dan saling menghargai. Tidak seperti kekerasan, cinta justru butuh kesabaran dan usaha dari dalam. Lebih dari sekedar kekuatan fisik.

Kekuatan cinta mampu membelah badan bulan. Mampu memecahkan tengkorak tanpa pukulan, bahkan menghancurkn tentara Fir'aun tanpa pertempuran.

Saat kamu berperang di bawah bendera kebenaran, cinta mengendalikan motif dan caramu berperang. Meski tetap ada kekerasn dan darah, cinta membuat perang menjadi agung, etis dan manusiawi. Maka mereka yangg tak terlibat dalam perang tak boleh dijadikan korban

Saat cinta lenyap dari kehidupn, maka tak ada lagi kedermawan kolektif yang membuat kita mau berbagi. Yang tersisa hanyalah keserakahan. Keserakahan di sisi lain akan menimbulkan kemiskinan. Kemiskinan akan mengubah orang menjadi pendendam dan mencari kambing hitam..

Hanya cinta yang mampu merekatkan dan mengubah dendam dan keserakahan.. Karena hakikat cinta adalah memberi dan berbagi... Cinta jugalah yang mampu mengubah dunia menjadi sepenggal firdaus...

Arafah, inilah potret negeri cinta. Seluruh jiwa menyatu dalam lukisan yang rumit: disatukan oleh kekuatan cinta yang lahir karena kekuatan iman. Arafah adalah potret negeri cinta. Saat pasukan cinta datang membebaskan jiwa-jiwa manusia dari belenggu yang membatasi hidupnya dari sekat tanah dan etnis

Arafah adalah potret negeri cinta. Saat celupan cinta jiwa-jiwa muncul dalam kesamaan-kesamaan yang baru. Keramahan yang tulus, kerendahan hati yang natural. Arafah adalah potret negeri cinta.. Negeri yang menunjukkan bahwa batasan negeri kita adalah ruang hati kita. Seluas apa ruang hati kita dapat menampung orang lain dengan cinta, seluas itulah negeri yang kita huni. Arafah adalah potret negeri cinta yang menunjukkan selama apa cinta dapat bertahan dalam hati kita, selama itulah umur negeri kita

Cinta selalu mampu menjalin setiap jiwa dalam kelembutan yang menyamankan. Cinta juga selalu mampu menampung semua bentuk perbedaan.

Cinta juga melahirkan pertanggungjawaban pada stiap mereka yang selalu bertanya mampukah mempertanggungjawabkan sikapnya di depan Sang Khalik. Cinta juga melahirkan kelembutan. Seperti sapu lidi yang direkatkan oleh cinta untuk membersihkan kehidupan. Tapi ikatan cinta mengatur irama para pencintanya dalam keserasian yang indah. Itulah sebabnya mereka kuat. Juga Nyaman dan abadi.

Taman Hati ialah taman hidup. Meski sempit ruangnya, tapi cinta mampu membuatnya menjadi lapang. Cinta membuatnya nyaman dihuni. Kenyamanan itulah rahasia jiwa yang diciptakan cinta. Ia bisa membuat kita bertahan memikul beban, melampaui gelombang peristiwa dan tetap merasa damai.

Cinta menciptakan kenyamanan yang menyerap semua emosi negatif; masuk dalam serat jiwa melalui himpitan peristiwa kehidupan. Cinta juga mampu mengobati segala luka. Semua luka emosi yang kita alami sepanjang hidup hanya mngkin dirawat di sana, dalam rumah cinta.

Dalam rumah cinta kita menemukan sistem perlindungan emosi yang ampuh. Karena hakikat cinta itu sesungguhnya hanya satu : memberi. Cinta dan memberi itu seperti pohon, mulanya ia menyerap matahari dan air. Kemudian mengeluarkan semua kebajikan yang ada dalam dirinya.

Cinta mengajarkan kita memperoleh hak-hak kita dengan melaksanakan kewajiban-kewajiban kita pada orang lain. Karena itulah cinta saling menggenapi dan mempertemukan dua kutub jiwa.

Di alam jiwa, sayap cinta sesungguhnya tak pernah patah. Kasihnya pasti akan selalu sampai. Karena bila ada cinta di hati yang satu, pasti ada cinta di hati yang lain. Seperti satu tangan yang takkan bisa bertepuk tanpa tangan yang lain

Ketika kasih tak sampai, atau uluran cinta tertolak, sesungguhnya yang terjadi hanyalah kesempatan memberi yang lewat. Karena selama kita memiliki cinta.. kita akan selalu memiliki sesuatu yang kita berikan pada yang lain. Sesungguhnya kita menderita bukan karena kita mencintai. Tapi karena kita menggantungkan sumber kebahagiaan kita pada orag lain yang tidak mencintai kita.

Jalan para nabi kita adalah jalan cinta. Kita adalah anak-anak cinta. Dan cinta adalah ibu kita. Jalan cinta selalu melahirkan perubahan besar dengan cara yang sangat sederhana. Karena ia menjangkau pangkal hati secara langsung.

Cinta adalah kutub jiwa yang berlawanan dengan tirani; ia lahir dari respek dan penghargaan kepada manusia. Saat kekuasaan mendapatkan sentuhan cinta,wajahnya berubah: gurat-gurat kekejaman segera berganti menjadi garis-garis kerentaan dari penguasa yang melayani.

Hanya dalam genggaman cinta kekuasaan berubah jadi alat untuk melindungi, melayani dan menyejahterakan rakyatnya. Dengan energi cinta sang penguasa bukan lagi kuda liar yang setiap saat bisa melompat dari kandang dengan energi kekuasaan..

Sang penguasa dalam genggaman cinta adalah mata air kebajikan yang pada satu saat bertemu dengan hujan deras kekuasaan, maka jadilah ia banjir; kebajikan melimpah ruah dalam muara masyarakat manusia. Demikianlah energi cinta memberi dan melayani.

Sebaik-baik pmimpin adalah yang kalian cintai dan ia mencintai kalian. Seburuk-buruknya pemimpin kalian adalah yang kalian benci dan ia membencimu.

Cinta adalah kata yang mewakili seperangkat kepribadian yang utuh: gagasan, emosi dan tindakan. Tapi kebanyakan orang seringkali hanya mengambil bagian tengah dari cinta: emosi. Dalam kehidupan mereka, cinta adalah gumpalan perasaan yang romantis dan indah. Mereka bahkan menderita untuk menikmati romantika cinta. Itulah karenanya kehidupan mereka tidak berkembang..

Cinta adalah sebuah totalitas. Di sana gagasan, emosi dan tindakan menjdi kesatuan yang utuh dan bekerja bersama demi kebahagiaan orang-orang yang kita cintai. Orang-orang dengan kepribadian yang lemah dan lembek tidak dapat mencintai dengan kuat. Para pencinta sejati selalu datang dari orang-orang dengan kepribadian yang kuat.

Cinta itu indah. Bekerja dalam ruang kehidupan yang luas. Inti pekerjaannya adalah memberi, pada orang-orang yang kita cintai untuk tumbuh menjadi lebih baik. Para pencinta sejati hanya mengenal satu pekerjaan besar dalam hidup mereka: memberi. Terus menerus memberi... begitulah cinta. Menerima? Itu mungkin dan bisa jadi pasti! Tapi itu hanya efek. Seperti cermin kebajikan yang memantulkan kebajikan yang sama.

Pencinta sejati menjadikan dirinya seperti air dan matahari. Ia membuat orang lain tumbuh dan berkembang dengan siraman air dan sinar cahayanya.

Para pecinta sejati tak suka berjanji. Tapi begitu mereka memutuskan mencintai seseorang, mereka segera membuat rencana memberi.

Para pecinta sejati tak suka berjanji. Karena janji menerbitkan harapan. Tapi pemberian melahirkan kepercayaan. Berbeda dengan janji, rencana memberi yang terus terealisasi menciptakan ketergantungan. Ketergantungan yang menghidupkan..

Cinta adalah cerita tentang seni menghidupkan hidup. Mereka menciptakan kehidupan bagi orang-orang untuk hidup. Meski kehidupan yang mereka bangun sering tidak disadari oleh orang-orang yang menikmatinya.

Hadirnya cinta sejati akan sangat terasa begitu ia pergi. Saat itu ada kehilangan menyayat hati. Ada ruang besar kehidupan yang tak berpenghuni

Saat seseorang kehilangan cinta sejati, maka di langit hatinya akan ada mendung pekat yang bisa menurunkan hujan air mata yang amat deras.

Intinya cinta adalah memberi, pemberian pertama seorang pencinta sejati adalah perhatian. Perhatian yang lahir dari lubuk hati paling dalam.

Perhatian adalah pemberian jiwa: sebuah kondisi dimana kamu keluar dari dirimu menuju pada orang lain yang kamu cintai..

Kekuatan para pencinta sejati adalah bahwa mereka pemerhati yang serius. Mereka memperhatikan orang yang mereka cintai secara intens dan menyeluruh.

Perhatian: itulah rahasia agung dari cinta. Saat ia hilang, jiwa orang yang dicintai tersiksa, mungkin ia tak mengatakan, tapi ia merasakan.

Pekerjaan kedua bagi para pecinta sejati setelah memperhatikan, adalah menumbuhkan. Menumbuhkan sang kekasih untuk menjadi lebih baik dan berkembang. Inilah cintanya cinta.

Pertumbuhanlah yang membedakan cinta yang matang dengan cinta seorang melankolik. Penumbuhan memberikan sentuhan edukasi pada hubungn cinta.

Sukses pecinta sejati adalah seperti sukses cinta seorang guru pada muridnya. Saat nafas cintanya meniup kuncup pun mekar menjadi bunga. []

Sumber : Kulwit @Anis Matta

@ Kita ibarat orang buta yang mencari cahaya

Assalamu'alaykum WrWb.

Ku temui seberkas cahaya dari langit, menghantarkan ku mengenal arti hidup.
Selama hidup dilalui, cahaya itu tak selamanya bersinar.
Terang redup cahaya itu tampak dan hilang.
Ketika ke futuran IMAN tampak serasa ada yang hilang dari biliknya cahaya, buta tanpa arah.
Ada suara hati yang hadir menyapa, seakan menyampaikan suatu langkah benar atau salah.
 
Inilah IMAN...
Ia selalu diuji akan kesetiaannya terhadap RABB.
Ia selalu ada dan tiada dalam diri manusia.
Cahaya akan hilang jika IMAN itu hilang.
Cahaya akan hadir jika IMAN itu bisa dijaga.
 
Begitulah manusia...
Kita ibarat orang buta.
Yang diperintahkan bekerja dan berusaha.
Kita adalah orang buta.
Yang diberi semangat untuk terus hidup dan bekerja
Kita tak bisa melihat Tuhan dan malaikat.
Tapi DIA terus membimbing.
DIA memompa semangat kita.
Cemas dan khawatir dengan langkah kita.
Dan tersenyum puas.
Melihat kita berhasil melewati ujian-NYA. 
 
_Salam Ukhuwah Islamiyah !!!_