Senin, 27 Februari 2012

@ Seminar Hypnoteaching

@ Palembang, 25 Februari 2012

Sabtu pagi buta siap-siap mo pergi ke seminar pendidikan sehari. Saya, ummi Amah, Rima, yunda Ranti, Riska, Dhea dan Chia pergi bersama dengan begitu semangat. Perjalanan yang kami tempuh selama 2 jam, sehingga saya pun tak kuat menahan mual karena mabuk perjalanan. Tapi itu tak membuat saya patah semangat dan saya pun mencoba menahan rasa sakit nya perut akibat guncangan mobil selama perjalanan. Akhirnya jam 09.45 kami pun sampai pada tujuan, ALHAMDULILLAH.....!!!

Hypnoteaching diambil dari kata hypnosis dan teaching berasal dari kata "hypnos" merupakan nama dewa tidur orang Yunani. Secara istilah "hypnosis" adalah mensugesti, sedangkan secara definisi hypnosis adalah seni komunikasi untuk mempengaruhi seseorang sehingga mengubah tingkat kesadarannya dengan cara menurunkan gelombang otak dari beta menjadi alpha dan theta. Kata ini pertamakali digunakan oleh James Braid (1795-1860) seorang dokter ternama di Inggris. Hypnoteaching sendiri berarti suatu upaya menurunkan frequensi gelombang otak sehingga peserta didik relaks dan lebih sugesti dalam menangkap nilai-nilai positif dari sebuah proses pengajaran.

 Gelombang otak

Untuk mengakses pikiran bawah sadar dan mengukur keaktifan otak kita dapat menggunakan alat yang bernama EEG (Electroenchephalography). Hasil pengukuran tersebut dapat diketahui tingkat kesadaran otak dengan melihat gelombang otak yang tampil dimonitor. Berikut jenis – jenis gelombang otak: 
Pertama, Beta (12 – 25 cps) cps = cycles per secon. Pada kondisi beta seseorang berada dalam kesadaran penuh dengan pikiran sadar yang sangat dominan sehingga dia mampu mengerjakan beberapa kegiatan dalam waktu yang bersamaan seperti mengendarai mobil sampil bernyanyi dan mendengarkan musik. 
Kedua, Alpha (7 – 12 cps) Pada kondisi alpha sesorang mulai berkurang rasa kritis, analitis dan waspada, mulai terbuka terhadap masukan. Biasanya terjadi jika pada kondisi senang, santai, berimajinasi, menjelang tidur.
Ketiga, Theta (4 - 7 cps) Pada kondisi theta seseorang dalam kondisi sangat relaks antara sadar dan tidur lelap. Pikiran bawah sadar tetap aktif dan panca indera masih menerima stimulus dari luar. Artinya pada kondisi ini masih dapat menerima masukan dari luar.
Keempat, Delta (0,5 - 4 cps). Pada kondisi delta seseorang berada dalam kondisi tidur yang sangat pulas tanpa mimpi. Kondisi panca indera sudah tidak aktif dan tidak dapat menerima masukan dari luar.

Sesuai dengan pengertian hypnosis di atas, pada hypnoteaching juga terdapat upaya untuk menurunkan gelombang otak dari kondisi beta ke alpha atau theta. Hal ini bertujuan agar siswa lebih mudah menerima informasi secara efektif tanpa hambatan disimpan dalam pikiran bawah sadar yang kekutannya 80% berbanding 20% dengan pikiran sadar. Informasi yang tersimpan tadi selanjutnya dapat menjadi bentuk perilaku kalau informasinya negatif perilakunya negatif demikian juga sebaliknya.

Dalam prakteknya seorang guru dituntut untuk membawa siswa (menghipnotis) kedalam kondisi relakas, bawah sadar. Pendeknya bagaimana seorang guru mengunakan bahasa-bahasa yang dapat membuat rilaks dan nyaman si peserta didik. Hal ini menyakut ketrampilan berbicara seorang guru. Selain itu teknik improvisasi yang bagus, intonasi suara diatur, bersifat persuasif penuh bujukan, kualitas vokal, pemilihan kata dll penting pada proses hypnoteching. Ketika si peserta didik berada pada gelombang otak alpha, saat itu si guru memasukkan affirmasi positif atau sugesti positif kepada pikiran bawah sadar si peserta didik. Affirmasi adalah ucapan-ucapan positif untuk mengantikan nilai-nilai negatif dalam pikiran bawah sadar. Ada beberapa pantangan dalam membuat affirmasi: misalnya tidak boleh mengunakan kata "akan", dan kata-kata bermakna negatif seperti "tidak", "jangan" dll.

 Ngambil photo waktu rehat....

3 pilar komunikasi :
1. Merumuskan pesan,
2. Memahami pendengar, dan
3. Mengkomunikasikan pesan dengan tepat.

Semoga berguna dikemudian hari dan semoga menjadi pendidik yang sukses. Aamiiin.


Sabtu, 25 Februari 2012

@ Standarisasi Kurikulum TK Al-Qur'an

  1.  STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
Lulusan TK Al-Qur’an, memiliki kemampuan dasar: 
1. Membaca Al-Qur’an sesuai kaidah ilmu tajwid dengan benar dan baik.
2.  Menghafal Surah pendek, minimal 12 surah
3. Menghafal doa-doa harian dan mengerti etika (adab)nya, minimal 15 doa
4. Menghafal bacaan sholat
5. Melakukan praktek berwudhu dan shalat
6. Menulis huruf hijaiyah
7. Memiliki dasar-dasar aqidah-akhlak
8. Mengerti dasar-dasar ulumul Qur’an

  1. STANDAR ISI KURIKULUM
Standar kompetensi lulusan sebagaimana tersebut di atas akan dicapai dalam masa 2 tingkat yang terbagi dua paket, A dan B dengan masing-masing dua semester. Seminggu masuk 5-6 hari, tiap masuk berlangsung selama 4 jam pelajaran @ 30 menit.  

1. Materi Paket A 
a. Pembelajaran membaca Al-Qur’an, dengan menggunakan buku yang dipandang praktis, efektif dan menyenangkan.
b. Hafalan 12  surah-surah pendek, QS.An-Nas sampai dengan Al-Ashr
c. Hafalan doa dan etika (adab) sehari-hari, yang terdiri dari:
* Etika dan doa untuk kedua orang tua
* Etika dan doa belajar
* Etika dan doa sebelum dan sesudah makan
* Etika dan doa masuk dan keluar wc
* Doa kebaikan dunia-akherat 
* Etika dan doa awal dan akhir majlis (pertemuan)
* Etika dan doa masuk dan keluar rumah
* Doa memohon rohmat Allah 
* Etika dan doa membaca Al-Qur’an
* Etika dan doa akan dan bangun tidur
d. Hafalan bacaan sholat (cukup dipilih satu macam bacaan saja)
e. Praktek wudlu dan sholat fardlu dengan berjamaah
f. Tahsimul kitabah (menulis dan mewarnai huruf hijaiyah dan angka arab)
g. Aqidah akhlaq yang dikemas dalam bentuk BCM (Bermain, Cerita dan Menyanyi) yang meliputi:
* Makna syahadatain
* Bukti keesaan dan kebesaran Allah
* 10 nama malaikat dengan tugas-tugasnya
* 25 nama Rosulullah
* 4 kitab Allah yang wajib diimani
* Hari akhir dengan rangkaiannya
* Takdir Allah
* Rukun Islam yang lima 

2. Materi Paket B (TK Al-Qur’an Lanjutan) 
a. Tadarus Al-Qur’an sesuai kaidah ilmu tajwid, mulai dari juz 1,2,3,…dst. 
b. Ilmu tajwid, yang meliputi :
* Mukharijul huruf
* Hukum bacaan tanwin dan nun sukun
* Macam-macam idghom (mutamatsilain, mutaqoribain dan mutajanisain)
* Bacaan qolqolah
* Hukum dan macam-macam mad
c. Hafalan surah-surah pendek ; 
Memperlancar 12 surah pendek yang ada pada Paket A 
Bila telah lancar, dilanjutkan menghafal QS. At-Takatsur sampai dengan Ad-Dhuha
d. Aqidah-akhlaq yang dikemas dalam bentuk BCM (Bermain, Cerita dan Menyanyi)
* Pendalaman materi-materi pada Paket A 
Akhlaq terhadap orang tua 
Akhlaq berpakaian
* Akhlaq di dalam masjid
* Akhlaq dalam pergaulan
* Akhlaq ketika hujan dan ada petir
e. Dasar-dasar ulumul Qur’an, meliputi:
* Pengertian Al-Qur’an 
* Fungsi Al-Qur’an bagi manusia
* Pembagian Al-Qur’an menjadi juz, surah dan ayat
* Nama-nama surah dalam Al-Qur’an
f. Hafalan doa dan etika sehari-hari :
* Pendalaman materi-materi pada Paket A
* Etika dan doa bercermin dan berpakaian 
* Etika dan doa mendengar adzan 
* Doa iqomah 
* Etika dan doa masuk dan keluar masjid
* Etika dan doa ketika bersin
* Etika dan doa naik kendaraan
g. Tahsimul kitabah (menulis ayat-ayat Al-Qur’an)

  1. STRUKTUR KURIKULUM
      1. Kompetensi Tingkat Satuan Pendidikan
Taman Pendidikan al-Qur’an bertujuan menyiapkan terbentuknya generasi Qur’ani, yaitu generasi yang memiliki komitmen terhadap al-Qur’an sebagai sumber perilaku, pijakan hidup dan rujukan segala urusannya. Hal ini ditandai dengan kecintaan yang mendalam terhadap al-Qur’an, mampu dan rajin membacanya, terus menerus mempelajari isi kandungannya, dan memiliki kemauan yang kuat untuk mengamalkannya secara kaffah dalam kehidupan sehari-hari.


      2. Kompetensi Tingkat Satuan Pelajaran
Untuk mencapai Kompetensi Tingkat Satuan Pendidikan di atas telah dirumuskan mater-materi yang tertuang dalam Standar Isi Kurikulum yang bisa dikelompokkan dalam Satuan Pelajaran sebagai berikut:
a. Qiro’ah (baca Al-Qur’an)
b. Tahfidz
c. Pengenalan aqidah
d. Penerapan ibadah
e. Penerapan akhlaq

Standar Kompetensi Mata Pelajaran (SKKMP) dikembangkan tujuan dan cakupan muatan dan/atau kegiatan setiap kelompok mata pelajaran, yakni:

a. Kelompok Mata Pelajaran Qiro’ah bertujuan: membentuk santri menjadi pribadi yang mencintai Al-Qur’an, mampu dan gemar membaca Al-Qur’an dan berusaha memahaminya. Tujuan tersebut dicapi melalui muatan dan/atau kegiatan belajar membaca Al-Qur’an dan tadarus.

b. Kelompok Mata Pelajaran Tahfidz bertujuan: agar santri mampu menguasai doa-doa harian, surah-surah pendek, kelompok ayat pilihan. Tujuan tersebut dapat dicapai melalui kegiatan menghafal doa-doa harian, surah-surah pendek, kelompok ayat pilihan.

c. Kelompok Mata Pelajaran Pengenalan Aqidah bertujuan: agar santri mempunyai dasar-dasar keimanan yang kuat. Tujuan tersebut dapat dicapai melalui kegiatan Bermain Cerita Menyanyi dengan muatan materi aqidah.

d. Kelompok Mata Pelajaran Penerapan Ibadah bertujuan: agar santri mampu mengerjakan wudlu dan sholat lima waktu dengan tata cara yang benar. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan kegiatan praktek ibadah.

e. Kelompok Mata Pelajaran Penerapan Akhlaq bertujuan: membentuk santri menjadi pribadi yang berakhlaqul karimah. Tujuan tersebut dapat dicapai melalui kegiatan Bermain Cerita Menyanyi dengan muatan materi aqidah.


3. Sebaran Isi dan Bobot Pelajaran
Standar Isi Kurikulum sebagaimana tersebut di atas dalam penerapannya ada beberapa mata pelajaran yang digabung, sehingga Struktur Kurikulum yang setiap minggunya masuk 5 hari, sebagai berikut:
No
JENJANG
PAKET A
PAKET B
JUMLAH
Mata pelajaran
SMT I
SMT II
SMT I
SMT II
1.
Pelajaran Membaca Al-Qur’an dan menulis
5
5
-
-
10
2.
Tadarus Al-Qur’an, kajian ilmu tajwid dan menulis
-
-
5
5
10
3.
Hafalan surah-surah pendek dan doa-doa harian
3
3
3
3
12
4.
Praktek wudlu dan sholat berjamaah
5
5
5
5
20
5.
Tahsimul Kitabah
2
2
2
2
8
6.
Aqidah-akhlaq
3
3
3
3
12
7.
Dasar-dasar ulumul Qur’an
2
2
2
2
8
Jumlah
20
20
20
20
80

catatan : 
1. Struktur ini bila santri masuk 5 kali dalam seminggu, tiap hari masuk 120 menit.
2. Tiap jam pelajaran 30 menit. Jadi tiap hari terdapat 4 jam pelajaran (20 jam pelajaran tiap satu minggu).
3. Bagi unit yang satu masuk kurang atau lebih dari 5 hari setiap minggunya, bisa menyesuaikan.

4. Standar Penilaian 

1. Santri yang telah menyelesaikan satu jenjang Paket, berhak naik ke jenjang Paket berikutnya.
2. Evaluasi kenaikan jenjang dipercayakan kepada masing-masing unit
3. Untuk menjaga kualitas lulusan TK AL-QUR’AN, dan syi’ar dakwah al-Qur’an perlu diselenggarakan wisuda santri TK AL-QUR’AN 
3. Upacara wisuda diikuti oleh santri yang telah menyelesaikan jenjang paket B
4. Standar minimal Wisuda TK AL-QUR’AN adalah santri yang telah mencapai standar kompetensi kelulusan sebagaimana tersebut di atas dan lulus munaqasah.
5. Munaqasah diselenggarakan oleh Tim Munaqasah yang dibentuk dan mendapatkan SK dari Dirwil. LPPTKA/BKPRMI/BADKO TKA/TPA Tk. Propinsi.
6. Semua santri yang telah dinyatakan lulus munaqasah berhak mendapatkan sertifikat/ijazah dari Dirwil. LPPTKA/BKPRMI/BADKO TKA/TPA Tk. Propinsi.
7. Sertifikat/Ijazah memuat nilai angka yang dinyatakan dalam:
1.      80-100       = A
2.      66-79,9      = B
3.      56-65,9      = C
4.      46-55,9      = D
5.      < 45,9        = E


Sidang Komisi:
Wisma Haji -- Jakarta, 9 November 2006
Ketua              : Drs. HM. Budiyanto
Sekretaris        : Muhammad Ikbal
Anggota          : U Syamsuddin MZ.
  

@ Mengurangi Kebosanan Siswa Melalui berbagai Metode Mengajar

Pada suatu waktu, saya diberi tugas oleh seorang teman untuk membantu mengamati micro teaching pada sebuah pendidikan dan latihan (DIKLAT) yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru yang bekerjasama dengan POKJA PMPB Kota Banjarbaru dan LPMP Kalsel. Karena tugas ini dianggap tidak terlalu berat maka saya pun akhirnya menerima tawaran tersebut dan kemudian dilaksanakan dan dapat diselesaikan dengan baik.

Selama proses micro teaching berlangsung, banyak pengalaman baru yang saya dapatkan ketika itu. Di antaranya fenomena psikologis para peserta DIKLAT yang akan diuji. Mungkin anda pun heran, kok sudah mengajar –sudah lama menjadi guru—begitu lama, tapi tampaknya ketika akan dinilai oleh si pelatih masih ada bebarapa peserta me rasa “takut”, malu, gak PD, stress, gemetar dan lain-lain saat mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan tersebut. Mungkin menurut sebagian orang ini aneh tapi inilah kenyataannya. 

Barangkali memang karena kita gak terbiasa di evaluasi, diamati dan dikomentari orang lain, sehingga karena itulah muncul gejala-gejala tadi. Adanya kegiatan tersebut memang sangat bermanfaat untuk melatih diri untuk lebih PD dalam mengajar. PD dalam arti yakin akan kemampuan (kompetensi) dan yakin akan profesinya.

Fenomena kedua yang saya amati adalah tidak bervariatifnya metode atau model pembelajaran yang dilakukan. Dari 9 (sembilan) orang guru yang saya amati sekitar 80 % yang menggunakan metode yang sama. Ya tentunya hal ini sangat membosankan, tapi itulah yang terjadi saat itu. Seakan-akan di dunia ini hanya ada dua atau tiga metode mengajar. Padahal bila kita mau jujur sangat banyak dan bervariatif metode mengajar yang telah disampaikan oleh para pakar pendidikan kita baik luar maupun dalam negeri.

Karena itulah tulisan ini sengaja dibuat untuk menjawab persoalan di atas, yakni beberapa metode pembelajaran untuk memperkaya pengetahauan para guru dalam memberikan materi kepada peserta didik nantinya. Banyak metode mengajar yang telah disampaikan oleh pakar, diantaraya yaitu (1) The Power of Two yaitu guru melemparkan masalahnya; masing-masing siswa berupaya mencari jawaban sendiri-sendiri; bertukar pikiran dengan teman sebelah; diambil jawaban yang mendekati kebenaran; siswa mempresentasekan jawaban; lalu dipilih jawaban yang paling benar. (2) Every one is a techer here yaitu guru memberikan bahan bacaan, siswa membaca sebentar; masing-masing siswa membuat pertanyaan dalam sebuah kartu; kartu diambil dan dibagikan secara acak kepada siswa; masing-masing membaca pertanyaan dan jawabannya secara bergantian; lalu siswa lain diberi kesempatan memberikan tanggapan. (3) Critical Incident yaitu siswa mengingat dan mendiskripskan pengalaman masa lalu yang menarik dan berkaitan dengan pokok bahasan; siswa lain mengulas dan memberikan solusi (deskripsi tidak harus dengan lisan, bisa juga dengan tertulis).

(4) Snowballing yaitu guru melempakan masalah; masing-masing siswa berfikir; diskusi dengan teman sebelah; diskusi dengan teman sebangku lain; dibagi menjadi dua kelompok besar; masing-masing kelompok presentase. (5) Card Sort yaitu motivasi dari guru; bagi kartu kosong secara acak; guru mencari kata kunci di papan; siswa mencari kata sejenis (satu tema) dengan temannya; diskusi kelompok berdasarkan temanya; menyusun kartu di papan dan masing-masing kelompok mempresentasekan hasilnya. (6) Information Search yaitu guru menentukan topik, membagikan teks (materi Pelajaran); siswa membaca secara berkelompok; guru memberikan pertanyaan untuk dijawab siswa; kelompok siswa membuat jawaban; presentase. (7) Learning Start with Question yaitu guru membagikan teks yang relatif baru (asing); siswa membaca secara kelompok (minimal 2 org); mengutarakan isi bacaan sesuai yang dipahami; siswa yang lebih memahami materi memberi jawaban dan tanggapan. (8) Team Quiz yaitu guru membentuk tiga kelompok; tugas secara bergantian untuk membuat soal, jawaban dan penilaian; buat skor; masing-masing jawaban tiga kelompok (cocok untuk pendalaman pada pertemuan akhir untuk evaluasi).

(9) Debat Aktif yaitu guru membentuk dua kelompok; mengemukakan permasalahan yang kontroversial; siswa mempersiapkan argumentasi; berdebat saling membuat pertanyaan dan tanggapan. (10) Brainstorming yaitu menentukan topik; siswa mencurahkan pendapat, ide, dan gagasannya; guru menulis dan menginventarisasi; pendapat yang ada di seleksi dan diambil yang benar. (11) Elitasi yaitu menentukan topik; siswa mencurahkan pendapat; ide, gagasannya; guru menyeleksi dan menulis di papan tulis. (12) Mind Mapping : Guru membagikan bacaan sesuai pokok bahasan; siswa mencari kata-kata kunci; siswa membuat skema (peta konsep); presentase, menjelaskan hubungan antarkonsep yang ada. (13) Role Playing yaitu guru mengangkat berita aktual yang terkait dengan pokok bahasan; menunjuk dua orang untuk memerankan karakter tokoh yang berbeda; keduanya berdialog; peserta lainnya mengamati; guru meminta pemeran untuk menceritakan perasaannya; guru meminta komentar siswa lainnya (M. Nurdin, 2004: 104-110 dalam Suparlan, 2006,,hlm 47-49).

Demikian beberapa metode pembelajaran di atas, dengan harapan bahwa para guru nantinya tidak lagi monoton dalam menyampaikan materi pelajaran di sekolah. Penerapan berbagai metode ini akan sangat membantu siswa untuk memahami sebuah materi yang diberikan. Hal ini beralasan karena pada dasarnya siswa tidak terlalu suka pada sesuatu yang monoton dan statis, sebaliknya siswa lebih suka akan kedinamisan dan perubahan. Mungkin karena ia “takut” sehingga cara atau metode belajar apa pun yang digunakan oleh guru siswa tidak pernah protes.

Harapan kedua adalah sikap kita terhadap inovasi pendidikan haruslah lebih terbuka, arif dan bijaksana dan tidak menutup diri. Jika ada informasi tentang metode, model, pendekatan, strategi pembelajaran yang baru, maka seharusnyalah kita terima dengan tangan terbuka, sehingga hasil pembelajaran yang kita hasilkan bisa lebih baik. Sebaliknya, peserta didik pun dapat memaksimalkan potensi dirinya melalui berbagai metode, model, pendekatan dan strategi yang kita terapkan tadi.

Sumber : http://syaharuddin.wordpress.com

@ Teknik Mengajar Yang Baik dan Efektif

Seorang guru/instruktur/dosen harus memiliki kemampuan yang baik dalam menyampaikan materi yang diajarkannya, bila tidak… maka yang terjadi adalah siswa/mahasiswa akan kurang faham, tidak menyukai mata pelajaran tersebut atau bahkan anda sendiri sebagai pengajar tidak disukai. Tidak pelit nilai mungkin hal yang bijak sebagai seorang pengajar dan tentunya anda akan menjadi pengajar favorit dikelas, tetapi hal ini tidak mendidik dan merugikan siswa yang anda didik. Berikut ini ada beberapa tips yang biasa saya lakukan bila menyampaikan materi dikelas :
Sebelum Menyampaikan Materi :
  1. Pelajarilah kembali materi yang akan disampaikan dan buatlah rangkuman atau point-point penting pada materi tersebut, karena mungkin anda banyak mengajar mata pelajaran lainnya maka terkadang sudah agak lupa dengan materi ini sehingga perlu dipelajari lagi agar lebih siap.
  2. Buatlah diktat atau rangkuman yang dapat di fotocopy atau disalin oleh siswa, sehingga kita tidak perlu merujuk banyak buku kepada siswa. Hal ini juga memudahkan siswa sehingga ia tidak perlu banyak membeli buku. Apabila mata pelajarannya eksak/hitungan, buatlah rangkuman rumus kepada siswa.
  3. Siapkan soal-soal latihan sebanyak-banyaknya dan dibagi menjadi kategori ringan, sedang, dan susah. Rangkum semua soal tersebut dalam satu buku atau file dan buat memo disetiap soal tersebut… memo ini dibuat agar anda tahu kapan anda pernah memberikannya kepada siswa dan pada kelas berapa, sehingga soal yang sudah diberikan tidak disampaikan lagi pada pertemuan berikutnya.
  4. Milikilah absen siswa anda, dan buatlah tabel nilai dan presentase kemajuan siswa. Hal ini berguna agar anda dapat mengetahui apakah materi anda telah diserap dengan baik oleh siswa dan siswa mana yang perlu anda bimbing lebih ekstra agar nilainya tidak jatuh.
Saat di Kelas :
  1. Buatlah suasana yang menarik dan tidak membosankan, untuk itu anda harus banyak latihan agar cara berbicara, sikap, dan metode ajar anda dapat diterima dengan baik oleh siswa. Menjadi guru yang garang dan terlalu disiplin terkadang akan membentuk siswa yang keras juga, untuk itu buatlah siswa takut karena hormat kepada anda dan bukan takut karena hukuman anda. Pernah ada siswa yang sangat nakal, namun ia justru malu dan takut dengan salah satu guru yang sangat dihormatinya. Berikan perhatian anda dengan penuh kasih sayang, bukan mencari kesalahan mereka..
  2. Buatlah quiz di awal dan akhir penyampaian materi, bila waktu tidak memungkinkan lakukan hanya di akhir materi bukan diawalnya… hal ini dapat menjadi indikator apakah materi yang telah disampaikan sudah diterima dengan baik oleh siswa. Saya banyak mengalami quiz dilakukan hanya di awal materi, hal ini hanya membuang waktu dan tidak efisien karena secara logika tentunya siswa belum mengetahui materi yang akan disampaikan. Kalo soal quiznya materi hari kemaren itu namanya ulangan… jadi perlu bedakan antara quiz dengan ulangan yach…
  3. Sampaikan materi dengan menyampaikan point-point pentingnya saja, jangan terlalu banyak bertele-tele atau terlalu banyak bercerita yang bukan dalam ruang lingkup materi anda. Untuk materi eksak, perbanyaklah contoh soal… sampaikan perlahan dan buat agar siswa juga sama2 ikut berfikir.
  4. Lakukan sistem ajar yang lebih interaktif berupa tanya jawab, pancinglah siswa agar banyak bertanya. Selain itu ada juga perlunya anda bersenda gurau disela-sela penyampaian materi agar tidak terlalu tegang.
  5. Pekerjaan Rumah (PR) dapat anda berikan setiap akhir penyampaian materi, namun bila ternyata itu tidak efektif misalnya banyak yang tidak mengerjakan atau ternyata banyak yang saling mencontek pekerjaan teman2nya sebaiknya metode PR nya anda ubah misal dengan beda soal tiap siswa atau cara lainnya.
  6. Anda perlu melakukan evaluasi terhadap cara anda mengajar, ini bisa dilakukan dengan memberikan questioner pada siswa terhadap cara mengajar anda.
  7. Anda juga dapat melakukan quiz interaktif, yaitu dengan membaca soal satu persatu dan mahasiswa langsung menjawab.. anda berikan waktu yang terbatas untuk menjawab soal tersebut. Misal bacakan soal no. 1 kemudian langsung dijawab oleh siswa, setelah itu bacakan soal no.2 kemudian siswa menjawab, demikian seterusnya… metode ini membuat siswa berfikir cepat dan tidak dapat mencontek.
Selamat mengabdi, didiklah anak kita untuk kemajuan bangsa dimasa yang akan datang… Semoga Bermanfaat.

@ Upaya Meningkatkan Kualitas Pendidikan Melalui Pendekatan “Paikem”

Pembelajaran Aktif   Inovatif Kreatif Efektif Menyenangkan

Dunia pendidikan kita ditandai oleh disparatis antara pencapaian academic standard dan performance standard. Faktanya, banyak peserta didik menyajikan tingkat hafalan yang baik terhadap materi ajar yang diterimanya, namun pada kenyataannya mereka tidak memahaminya. Senagian besar dari peserta didik tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan dipergunkan atau dimanfaatkan. Peserta didik memiliki kesulitan untuk memahami konsep akademik sebagai mana mereka biasa diajarkan yaitu dengan menggunakan sesuatu yang abstrak dan metode ceramah. Padahal mereka sangat butuh untuk dapat memahami konsep-konsep yang berhubungan dengan tempat kerja dan masyarakat umumnya di mana mereka akan hidup dan bekerja.

Disparitas terjadi karena pembelajaran selama ini hanyalah suatu proses pengondisian-pengondisian yang tidak menyentuh realitas alami. Pembelajaran berlatar realitas artificial. Aktivitas kegiatan belajar mengajar selama ini merupakan pseudo pembelajaran. Terdapat jarak cukup jauh antara materi yang dipelajari dengan peserta didik sebagai insane yang mempelajarinya. Materi yang dipelajari terpisah dari peserta didik yang mempelajarinya.

Sebagai medium pendekat antara materi dan peserta didik pada pembelajaran artificial adalah aktivitas mental berupa hafalan. Pembelajaran lebih menekankan memorisasi terhadap materi yang dipelajari daripada struktur yang terdapat di dalam materi itu. Pembelajaran seperti ini melelahkan dan membosankan. Belajar bukan manifestasi kesadaran dan partisipasi, melainkan keterpaksaan dan mobilisasi. Dampak psikis ini tentu kontraproduktif dengan hakikat pendidikan itu sendiri yaitu memanusiakan manusia atas seluruh potensi kemanusiaan yang dimiliki secara kodrati.

Pembelajaran seharusnya menjadi aktivitas bermakna yakni pembebasan untuk mengaktualisasi seluruh potensi kemanusiaan, bukan sebaliknya. Pertanyaannya, bagaimana menemukan cara terbaik menciptakan pembelajaran bermakna?

Seiring dengan pengembangan filsafat kontruktivisme dalam pendidikan selama dekade ini, muncul pemikiran kritis merenovasi pembelajaran bagi anak bangsa negeri ini menuju pembelajaran yang berkualitas, humanis, organis, dinamis, dan kontruktif. Salah satu pemikiran kritis itu dan salah satu upaya yang dapat dikembangkan oleh sekolah adalah pembelajaran aktif, inovatif, kreatif,efektif dan menyenangkan atau PAIKEM.

Pembelajaran, menunjuk pada proses belajar yang menempatkan peserta didik sebagai center stage performance. Pembelajaran lebih menekankan bahwa peserta didik sebagai makhluk berkesadaran memahami arti penting interaksi dirinya dengan lingkungan yang menghasilkan pengalaman adalah kebutuhan. Kebutuhan baginya mengembangkan seluruh potensi kemanusiaan yang dimilikinya.

Aktif, pembelajaran harus menumbuhkan suasana sedemikian rupa sehingga peserta didik aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakangagasan. Belajar memang merupakan proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Pembelajaran aktif adalah proses belajar yang menumbuhkan dinamika belajar bagi peserta didik. Dinamika untuk mengartikulasikan dunia idenya dan mengkonfrontir ide itu dengan dunia realitas yang dihadapinya.

Inovatif, pembelajaran merupakan proses pemaknaan atas realitas kehidupan yang dipelajari. Makan itu hanya bisa dicapai jika pembelajaran dapat memfasilitasi kegiatan belajar yang member kesempatan kepada peserta didik menemukan sesuatu melalui aktivitas belajar yang dilakoninya.

Kreatif, pembelajaran harus menumbuhkan pemikiran kritis, karena dengan pemikiran seperti itulah kreativitas bisa dikembangkan. Pemikiran kritis adalah pemikiran reflektif dan produktif yang melibatkan evaluasi bukti. Kreativitas adalah kemampuan berpikir tentang sesuatu dengan cara baru dan tak biasa serta menghasilkan solusi unik atas suatu problem.

Efektif, pembelajaran efektif adalah jantungnya sekolah efektif. Efektivitas pembelajaran merujuk pada berdaya dan berhasil guna seluruh komponen pembelajaran yang diorganisir untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran efektif mencakup keseluruhan tujuan pembelajaran baik yang berdimensi mental, fisik, maupun sosial. Pembelajaran efektif “memudahkan” peserta didik belajar sesuatu yang “bermanfaat”.

Menyenangkan, pembelajaran menyenangkan adalah pembelajaran dengan suasana socio emotional climate positif. Peserta didik merasakan bahwa proses belajar yang dialaminya bukan sebuah derita yang didera dirinya, melainkan berkah yang harus disyukurinnya. Belajar bukanlah tekanan jiwa pada dirinya, namun merupakan panggilan jiwa yang harus ditunaikannya. Pembelajaran menyenangkan menjadikan peserta didik ikhlas menjalaninya.

Pembelajaran PAIKEM adalah pembelajaran bermakna yang dikembangkan dengan cara membantu peserta didik membangun keterkaitan antara informasi (pengetahuan) baru dengan pengalaman (pengetahuan lain) yang telah dimiliki dan dikuasai peserta didik. Peserta didik dibelajarkan bagaimana mereka mempelajari konsep dan bagaimana konsep tersebut dapat dipergunakan di luar kelas.

Praktik PAIKEM membutuhkan kemampuan teoritik dan praktik. Kemampuan teoritik meliputi arti belajar, dukunagn teoritis, model pembelajaran, dan pembelajaran kontekstual. Kemampuan praktik adalah mempraktikan metode-metode PAIKEM. Diantaranya yaitu metode Jigsaw,Think-Pair-Share,Numbered Heads Together, Group Investigation, Two Stay Two Stray, Make a Match, Bamboo Dancing,Listening Team, Inside-Outside Circle, Point-Counter-Point, dan The Power of two.
PAIKEM sebagai proses learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together mendorong terciptanya kebermaknaan belajar bagi peserta didik. Aspek pengetahuan-pengetahuan tersebut penting sebagai landasan bagi guru maupun calon guru berpikir logis dan bertindak profesional atas profesinya.

Bertolok pada kebutuhan pendidikan di era global dan tuntutan profesionalisme kependidikan, metode bertajuk PAIKEM (Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif Menyenangkan) proses dan hasil belajar peserta didik diharapkan akan meningkat. Dengan meningkatnya proses dan hasil belajar maka diharapkan kualitas pendidikan juga akan meningkat. Oleh karena itu,semoga dapat menjadi referensi bagi guru khususnya dan insan-insan yang mempunyai atensi di bidang pendidikan pada umumnya untuk meningkatkan kualitas pendidikan anak bangsa di negeri ini.