Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif
Efektif Menyenangkan
Dunia pendidikan kita ditandai oleh disparatis antara
pencapaian academic standard dan performance standard. Faktanya,
banyak peserta didik menyajikan tingkat hafalan yang baik terhadap materi ajar
yang diterimanya, namun pada kenyataannya mereka tidak memahaminya. Senagian
besar dari peserta didik tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka
pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan dipergunkan atau
dimanfaatkan. Peserta didik memiliki kesulitan untuk memahami konsep akademik
sebagai mana mereka biasa diajarkan yaitu dengan menggunakan sesuatu yang
abstrak dan metode ceramah. Padahal mereka sangat butuh untuk dapat memahami
konsep-konsep yang berhubungan dengan tempat kerja dan masyarakat umumnya di
mana mereka akan hidup dan bekerja.
Disparitas terjadi karena pembelajaran selama ini hanyalah
suatu proses pengondisian-pengondisian yang tidak menyentuh realitas alami.
Pembelajaran berlatar realitas artificial. Aktivitas kegiatan belajar mengajar
selama ini merupakan pseudo pembelajaran. Terdapat jarak cukup jauh
antara materi yang dipelajari dengan peserta didik sebagai insane yang
mempelajarinya. Materi yang dipelajari terpisah dari peserta didik yang
mempelajarinya.
Sebagai medium pendekat antara materi dan peserta didik pada
pembelajaran artificial adalah aktivitas mental berupa hafalan. Pembelajaran
lebih menekankan memorisasi terhadap materi yang dipelajari daripada struktur
yang terdapat di dalam materi itu. Pembelajaran seperti ini melelahkan dan
membosankan. Belajar bukan manifestasi kesadaran dan partisipasi, melainkan
keterpaksaan dan mobilisasi. Dampak psikis ini tentu kontraproduktif dengan
hakikat pendidikan itu sendiri yaitu memanusiakan manusia atas seluruh potensi
kemanusiaan yang dimiliki secara kodrati.
Pembelajaran seharusnya menjadi aktivitas bermakna yakni
pembebasan untuk mengaktualisasi seluruh potensi kemanusiaan, bukan sebaliknya.
Pertanyaannya, bagaimana menemukan cara terbaik menciptakan pembelajaran
bermakna?
Seiring dengan pengembangan filsafat kontruktivisme dalam
pendidikan selama dekade ini, muncul pemikiran kritis merenovasi pembelajaran
bagi anak bangsa negeri ini menuju pembelajaran yang berkualitas, humanis,
organis, dinamis, dan kontruktif. Salah satu pemikiran kritis itu dan salah
satu upaya yang dapat dikembangkan oleh sekolah adalah pembelajaran aktif,
inovatif, kreatif,efektif dan menyenangkan atau PAIKEM.
Pembelajaran, menunjuk pada proses belajar yang menempatkan
peserta didik sebagai center stage performance. Pembelajaran lebih
menekankan bahwa peserta didik sebagai makhluk berkesadaran memahami arti penting
interaksi dirinya dengan lingkungan yang menghasilkan pengalaman adalah
kebutuhan. Kebutuhan baginya mengembangkan seluruh potensi kemanusiaan yang
dimilikinya.
Aktif, pembelajaran harus menumbuhkan
suasana sedemikian rupa sehingga peserta didik aktif bertanya, mempertanyakan,
dan mengemukakangagasan. Belajar memang merupakan proses aktif dari si
pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya
menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Pembelajaran aktif adalah
proses belajar yang menumbuhkan dinamika belajar bagi peserta didik. Dinamika
untuk mengartikulasikan dunia idenya dan mengkonfrontir ide itu dengan dunia
realitas yang dihadapinya.
Inovatif, pembelajaran merupakan proses
pemaknaan atas realitas kehidupan yang dipelajari. Makan itu hanya bisa dicapai
jika pembelajaran dapat memfasilitasi kegiatan belajar yang member kesempatan
kepada peserta didik menemukan sesuatu melalui aktivitas belajar yang
dilakoninya.
Kreatif, pembelajaran harus menumbuhkan
pemikiran kritis, karena dengan pemikiran seperti itulah kreativitas bisa
dikembangkan. Pemikiran kritis adalah pemikiran reflektif dan produktif yang
melibatkan evaluasi bukti. Kreativitas adalah kemampuan berpikir tentang
sesuatu dengan cara baru dan tak biasa serta menghasilkan solusi unik atas
suatu problem.
Efektif, pembelajaran efektif adalah
jantungnya sekolah efektif. Efektivitas pembelajaran merujuk pada berdaya dan
berhasil guna seluruh komponen pembelajaran yang diorganisir untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Pembelajaran efektif mencakup keseluruhan tujuan
pembelajaran baik yang berdimensi mental, fisik, maupun sosial. Pembelajaran
efektif “memudahkan” peserta didik belajar sesuatu yang “bermanfaat”.
Menyenangkan, pembelajaran menyenangkan adalah
pembelajaran dengan suasana socio emotional climate positif. Peserta
didik merasakan bahwa proses belajar yang dialaminya bukan sebuah derita yang
didera dirinya, melainkan berkah yang harus disyukurinnya. Belajar bukanlah
tekanan jiwa pada dirinya, namun merupakan panggilan jiwa yang harus
ditunaikannya. Pembelajaran menyenangkan menjadikan peserta didik ikhlas
menjalaninya.
Pembelajaran PAIKEM adalah pembelajaran bermakna yang
dikembangkan dengan cara membantu peserta didik membangun keterkaitan antara
informasi (pengetahuan) baru dengan pengalaman (pengetahuan lain) yang telah
dimiliki dan dikuasai peserta didik. Peserta didik dibelajarkan bagaimana
mereka mempelajari konsep dan bagaimana konsep tersebut dapat dipergunakan di
luar kelas.
Praktik PAIKEM membutuhkan kemampuan teoritik dan
praktik. Kemampuan teoritik meliputi arti belajar, dukunagn teoritis, model
pembelajaran, dan pembelajaran kontekstual. Kemampuan praktik adalah
mempraktikan metode-metode PAIKEM. Diantaranya yaitu metode Jigsaw,Think-Pair-Share,Numbered
Heads Together, Group Investigation, Two Stay Two Stray, Make a Match, Bamboo
Dancing,Listening Team, Inside-Outside Circle, Point-Counter-Point, dan The
Power of two.
PAIKEM sebagai
proses learning to know, learning to do, learning to be, dan learning
to live together mendorong terciptanya kebermaknaan belajar bagi peserta
didik. Aspek pengetahuan-pengetahuan tersebut penting sebagai landasan bagi
guru maupun calon guru berpikir logis dan bertindak profesional atas
profesinya.
Bertolok
pada kebutuhan pendidikan di era global dan tuntutan profesionalisme
kependidikan, metode bertajuk PAIKEM (Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif
Efektif Menyenangkan) proses dan hasil belajar peserta didik diharapkan
akan meningkat. Dengan meningkatnya proses dan hasil belajar maka diharapkan
kualitas pendidikan juga akan meningkat. Oleh karena itu,semoga dapat menjadi
referensi bagi guru khususnya dan insan-insan yang mempunyai atensi di bidang
pendidikan pada umumnya untuk meningkatkan kualitas pendidikan anak bangsa di
negeri ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar