Dalam banyak hal, cinta muncul untuk mengontrol keinginan ke arah yg lebih baik dan
positif. Hal
ini dapat terjadi jika orang yg mencintai menjadikan cintanya sebagai sarana untuk
meraih hasil yg baik untuk meraih kehidupan sebagaimana kehidupan orang-orang
yg bertakwa dan selalu berbuat baik. Islam pun mengakui
tentang ini.
Tahukah Anda? Apa indahnya apabila kita mencintai dan dicintai karena Allah?
Cinta karena Allah SWT merupakan sesuatu yang sangat melekat dalam menjalin hubungan persahabatan dan persaudaraan
dengan sesama muslim. Hubungan apapun yang dibina tidak atas dasar cinta karena
Allah SWT itu hanya
bertahan sementara di dunia saja. Dan semua keakraban dan kerukunan itu
akan berubah menjadi permusuhan dan kebencian di akhirat kelak,
sebagaimana Allah berfirman dalam Surat Az-Zukhruf ayat 67, yang berbunyi :
الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ
لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ ۞
Artinya : “Teman-teman
akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali
oran-orang yang bertakwa.”
Seseorang mungkin
saja mencintai orang lain karena hartanya, kecantikannya, kedudukannya, nasab keturunannya, atau karena kepentingan
pribadi. Berapa banyak persahabatan dan persaudaraan
yang berubah menjadi kebencian dan permusuhan seiring
lenyapnya pernak- pernik kepentingan yang melandasi hubungan tersebut. Cinta seperti ini tidak akan
bertahan lama. Sebab ia akan hilang seiring hilangnya sebab dan pendorongnya.
Bahkan kerap kali cinta yang demikian itu akan berubah menjadi permusuhan hanya
karena masalah yang kecil atau sedikit perselisihan.
Sebaliknya, cinta dan persahabatan yang dilandasi karena Allah SWT semata, akan tetap utuh dan akan membawa berjuta
kebaikan di dunia dan di akhirat.
Nabi kita
Muhammad SAW bersabda :
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ شُعْبَةَ عَنْ
قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَنْ حُسَيْنٍ الْمُعَلِّمِ قَالَ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ عَنْ
أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يُؤْمِنُ
أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ {رواه البخاري }
Artinya : Dari Anas
r.a. bahwa Nabi SAW bersabda, “Tidak sempurna keimanan seseorang dari kalian,
sebelum ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.”
Salah satu tanda kesempurnaan iman itu adalah
mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri. Saudara di sini
bukanlah saudara kandung, sedarah, atau senasab, melainkan saudara seaqidah.
Maka siapapun dia, dari suku dan bangsa manapun, warna kulit apapun, dengan
status keduniaan yang betapapun, selama ia memiliki aqidah yang sama maka ia
adalah saudara. Dan mencintainya seperti mencintai diri sendiri adalah tanda
sekaligus syarat kesempurnaan iman!
Terakhir namun tak kurang pentingnya, saya ingin menyampaikan sebuah kata
mutiara yang diambil dari Hadis Bukhari dan Muslim bahwa “Cinta
karena Allah bukanlah tentang bagaimana kalian saling memandang, namun
bagaimana tentang kalian melihat ke arah yang sama, dan berjalan ke arah yang
sama. Kalian sadar bahwa kalian tidak akan mampu menghadapi perjalanan tersebut
sendirian melainkan kalian butuh seseorang untuk berjalan disisimu, yang saling
membantu, saling meringankan, dan saling mengarahkan dalam perjalanan menggapai
Ridha-Nya”.
Mungkin hanya ini yang bisa saya
sampaikan. semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua dan mohon maaf
apabila ada kesalahan dalam penulisan ini ^^
Copas http://watisitinurjannah2.blogspot.com/2013/05/indahnya-mencintai-dan-dicintai-karena_4.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar